Yuk Kenali Sharenting Lebih Dalam

Momen saat pertama kali menjadi seorang ibu tentu adalah momen yang sangat membahagiakan, dimana Anda sudah punya tanggung jawab untuk mengurus dan merawat si kecil agar bisa tumbuh dengan baik.

Rasa bahagia tersebut seringkali diekspresikan dengan berbagai macam cara, misalnya seperti selalu mengabadikan momen lucu saat anak bermain, saat anak menangis dan lain sebagainya yang kemudian diunggah di media sosial. Hal tersebut dikenal dengan nama sharenting.

Tidak hanya mengunggah momen-momen lucu, seringkali sang ibu juga membagikan berbagai macam perkembangan si kecil, dari usianya perbulan. Jika memang tertarik, tak jarang juga banyak ibu membagikan tips bagaimana cara merawat anaknya.

Melansir laman Times of India, para ahli mengatakan bahwa tren sharenting bisa jadi berbahaya ada banyak sekali mata yang melihat unggahan si kecil.

Baca juga  KUA Stok Revisi Buku Nikah Karena Salah Tulis: Gratis dan Terbatas!
image: pexels

“Pedofil selalu mengintai di media sosial. Itu juga membuat mereka rentan terhadap berbagai bentuk serangan.” ujar psikiater dr. Harish Shetty melalui Times of India.

Kegiatan sharenting yang dimulai sejak si bayi baru lahir juga memungkinkan adanya risiko pencurian identitas digital. Tentu si anak tidak bisa berbuat banyak, karena seperti yang kita tahu bahwa dirinya belum bisa berbicara lancar sehingga tidak bisa menolak jika ada banyak sekali unggahan tentangnya di media sosial.

Akan tetapi, ketika beranjak besar tentu si anak sudah semakin mengerti dan juga punya keinginan sendiri, mereka bisa menyampaikannya bahwa dirinya tak terlalu suka foto atau videonya diunggah ke media sosial. Tentu komunikasi yang baik adalah salah satu kunci untuk mempererat hubungan ornag tua dan anak.

image: unsplash

Sebagai orang tua tentu punya tanggungjawab untuk menjaga privasi anaknya. Mereka harus lebih bijaksana tentang apa yang harus diunggah. Selain itu, mereka juga harus mengetahui batasan-batasan tentang sampai mana unggahannya tersebut, diantaranya seperti:

Baca juga  Gempa di Talaud Menyebabkan Adanya Kerusakan Bangunan

1. Periksa pengaturan privasi tentang pemberian akses ke pihak ketika

2. Usahakan hanya membagikan foto kepada keluarga, kerabat serta orang-orang yang dipercaya

3. Selalu periksa siapa saja yang memiliki akses ke akun Anda

4. Hindari menggunakan setelan lokasi untuk meminimalisir hal terburuk

Namun tentunya, semua itu kembali lagi pada masing-masing ibu, apakah mereka tidak terlalu khawatir dengan selalu membagikan informasi detail tentang sang anak? Karena tentu masih banyak ibu yang tidak ingin terlalu mengekspos bayinya. Karena menurutnya, itu sebuah privasi yang harus didapatkan sang anak.

Kalau Anda, lebih memilih yang mana, Scarf Lover? (AA)

Translate »