Belakangan ini, industri kecantikan di Indonesia tengah diramaikan isu overclaim pada produk skincare. Fenomena ini mencuri perhatian banyak orang, terutama setelah seorang content creator bernama Dokter Detektif (@dokterdetektif) di TikTok membongkar sejumlah klaim produk kecantikan yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini patut diwaspadai, karena klaim berlebihan seperti ini bisa membingungkan konsumen dan merugikan mereka.
Overclaim adalah klaim berlebihan terhadap kandungan atau manfaat produk. Misalnya, sebuah produk mengklaim memiliki 10% zat aktif, tetapi hasil uji laboratorium menunjukkan kadar sebenarnya jauh lebih rendah. Beberapa merek lokal ternama seperti Azarine, Daviena, dan Originote disebut-sebut terlibat dalam isu ini.
- Azarine Niacinamide 10% + Dipotassium Glycyrrhizate Glorius Serum ternyata hanya mengandung 0,45% niacinamide.
- Daviena Sleeping Mask Retinol Booster diklaim mengandung 2% Actosome Retinol, tetapi hasil lab menunjukkan hanya 0,03% Pure Retinol.
- Originote Gluta Bright B3 Serum yang mengklaim 10% niacinamide ternyata hanya mengandung 4,97%.
Meski beberapa brand sudah menyampaikan permintaan maaf dan berjanji melakukan perbaikan, kejadian ini menunjukkan pentingnya kita lebih teliti sebelum membeli.
Selain risiko overclaim, produk ilegal tanpa izin BPOM juga menjadi ancaman. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa label BPOM bukan sekadar formalitas. Label ini menjamin keamanan, manfaat, dan mutu produk yang kita gunakan. Jadi, pastikan skincare yang kamu pilih sudah memiliki izin edar resmi.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan Scarflovers tetap hati-hati ya, terutama saat memilih produk skincare. Jangan mudah tergiur klaim yang terdengar sempurna. Cek kandungan, izin BPOM, label Halal, dan ulasan terpercaya sebelum membeli. Ingat, kulit kita layak mendapatkan produk terbaik yang benar-benar aman dan sesuai kebutuhan.