Virus Marburg Tersebar di Afrika, Menkes Budi sebut ‘Jangan Panik’

Hingga kini di Indonesia tidak ada laporan kasus terkena virus Marburg.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengonfirmasi wabah virus Marburg di Guinea Khatulistiwa, Afrika Barat yang telah tersebar sedikitnya 9 orang tewas pada 13 Februari 2023. Akibatnya, Otoritas Guinea bahkan sampai mengkarantina lebih dari 200 orang di sana dan membatasi pergerakan sejak minggu lalu untuk mencegah penularan semakin meluas.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti virus Marburg yang saat ini terjadi penularan di Afrika, dengan angka kematian hingga 88 persen. Menurut Menkes Budi mengimbau untuk masyarakat Indonesia tak perlu terburu-buru panik. “Teman-teman jangan buru-buru panik karena belum tentu semua virus itu menyebar. Di Indonesia belum ada dan kita juga masih tunggu WHO, WHO kalau ada virus di situ belum tentu semua nyebar,” jelasnya pada Kamis, (16/2/2023).

Baca juga  Anemia Picu Daya Ingat Menurun dan Kurang Produktif

Lanjutnya, Menkes Budi menerangkan bahwa seberapa urgentnya kasus ini di Indonesia. “Jadi kita tidak usah terlalu panik juga, kita lihat ada level-levelnya apakah ini masuk variant of interest, jadi kita perhatikan. Apakah masuk variant of concern, masuk under monitoring, jadi kita tahu ikut WHO informasinya juga sudah kita dapat,” ungkapnya.

Akibat dari wabah virus Marburg di Afrika, Otoritas Guinea sampai melakukan pembatasan atau lockdown tepatnya dilakukan di Provinsi Kie Ntem. Terutama bagi mereka yang mengalami gejala dari virus Marburg seperti demam tinggi, sakit kepala parah, malaise parah, dan nyeri otot. Pada hari ketiga, seseorang dapat mengalami diare berair yang parah, nyeri perut, kram, mual dan muntah dimana diare dapat bertahan selama seminggu. Selain itu, pada fase ini seseorang dapat terlihat memiliki mata cekung. Pada 2-7 hari setelah awal gejala, ruam yang tidak gatal dapat timbul.

Baca juga  Madinah Dinobatkan Sebagai Kota Tersehat di Dunia

Menyadur dari situs Kemenkes, virus Marburg sudah ada sejak tahun 1967 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 593 kasus konfirmasi penyakit virus Marburg dengan 481 kematian (CFR: 81%) yang tersebar pada berbagai negara di dunia baik di wilayah Afrika, Amerika, maupun Eropa.

Infeksi pertama ditularkan melalui seekor monyet asal Uganda. Monyet ini menjadi subjek studi yang dilakukan para peneliti. Potensi penularan dari hewan kepada manusia dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh (air liur, tinja dan urin) dari hewan yang terinfeksi virus Marburg.

Translate »