Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmika, menyatakan bahwa “musim kemarau pada tahun 2019 ini diprediksi akan lebih kering, dan terasa panas terik dibandingkan pada tahun sebelumnya”. Musim kemarau ialah musim yang terjadi akibat adanya pengaruh sistem Muson yang ciri-cirinya memiliki tidak turunnya hujan dalam kurun waktu tertentu.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan, yang berdampak pada sektor pertanian, dan sebagainya. Tidak hanya itu, masyarakatpun sebaiknya turut aware atau sadar untuk memperhatikan kesehatannya dan mencegah penyakit yang bisa menyerang kapan saja khususnya pada musim kemarau saat ini. Berikut scarfmedia rangkum menjadi 4 penyakit yang bisa menyerang saat musim kemarau.
1. Ancaman Dehidrasi
Menurut Arie Sutopo, selaku Pakar Kesehatan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta berpendapat bahwa “dehidrasi bisa mengakibatkan gejala yang sering dirasakan masyarakat tetapi sering diabaikan oleh masyarakat ialah seperti sakit kepala, pusing, lesu, murung, memiliki daya respon yang rendah terhadap sesuatu, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah, halusinasi, tubuh lemah, dan urin yang berwarna teralu kuning”, jika hal ini tidak segera dicegah dan seringkali diabaikan, maka akan mengakibatkan gagal ginjak dan tubuhpun tidak bisa berfungsi secara maksimal untuk membunuh racum-racun atau sisa-sisa proses metabolisme yang ada dalam tubuh.
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik ini ialah penyakit peradangan kulit yang bersifat kronik, sehingga dapat membuat kulit rentan akan terkena infeksi. Hal ini bisa terjadi karena ada faktor-faktor yang dapat memicunya, salah satunya musim kemarau yang cuacanya sedang kering. Karena musim kemarau yang panas bisa membuat kulit kering sehingga lapisan kulit pun bisa menipis, dan kuman mudah masuk untuk membuat scarflover alergi, Cara mencegahnya ialah dengan cara mempertahankan kulit supaya tetap lembab. Scarflover bisa menggunakan moisturizer untuk kulit kering, ataupun hand body lotion, dan pastikan udara dirumah scarflover lembab dengan menggunakan Humidifier, karena humidifier ini dapat melembabkan udara di rumah sehingga, scarflover bisa terhindar dari kulit kering.
3. Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)
ISPA ialah penyakit yang menyerang pada saluran pernafasan. Apalagi, di musim kemarau ini tentu banyak debu yang bersebaran dimana-mana, sehingga hal ini membuat kita agak kesulitan dalam bernafas, karena bukan udara bersih yang kita hirup melainkan debu-debu dari kendaraan serta debu-debu pasir yang berterbangan. Gejala yang bisa ditemui dalam penyakit ini biasanya penderita mengalami pilek hingga hidung yang tersumbat, tenggorokan terasa sakit, kesulitan bernafas, adanya demam ringan, sampai munculnya gejala sinusitis seperti pilek, dan nyeri yang disertai juga dengan demam. Untuk mencegah hal tersebut, scarflover bisa mencegahnya dengan cara selalu membersihkan tangan terlebih dahulu setelah berkegiatan di luar ruangan, sering-sering mengonsumsi vitamin C seperti buah-buahan dan sayuran hijau, hindari asap rokok, dan jangan lupa tetap kenakan masker di tempat umum karena dengan menggunakan masker ternyata bisa mencegah penularan ISPA melalui udara sehingga, bakteri ataupun virus tidak mudah masuk ke dalam tubuh.
4. Sakit Mata
Biasanya, udara yang kering saat musim kemarau ini bisa membuat mata menajdi lebih sensitive terhadap debu serta polusi udara. Sehingga hal ini bisa membuat mata menjadi merah, gatal-gatal, mengganjal, mata menjadi kotor, sensitive terhadap cahaya, dan mengeluarkan air mata secara terus menerus. Terlebih lagi untuk Scarflover yang kesehariannya menggunakan softlens, harus lebih hati-hati lagi ketika berpergian keluar ruangan, pastikan menggunakan kacamata agar mata lebih terlindungi dari paparan debu.