Banten dikenal sebagai Bumi Seribu Kiai Sejuta Santri karena terdapat banyak pondok pesantren. Ada banyak potensi usaha yang dikembangkan di sana, salah satunya adalah industri fesyen. Industri yang satu ini tengah digalakkan karena dilihat sangat berperan penting untuk menciptakan SDM yang semakin terampil dan inovatif.
Melihat hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menggandeng Wignyo Rahadi, seorang desainer kenamaan tanah air untuk menyelenggarakan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Khas Leuwidamar Lebak.
Leuwidamar sendiri terletak di jarak 45 menit dari Baduy. Masyarakat di sekitar area tersebut masih belum mengenal tradisi menenun, beda halnya dengan masyarakat Baduy. Untuk itu, pelatihan ini ke depannya diharapkan bisa menjadikan sentra tenun baru di Kabupaten Lebak, selain sentra tenun Baduy, sehingga dapat mengembangkan kain tenun asal Lebak.
Pelatihan tersebut dilakukan oleh para santri dan juga masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Al Jam’iyatul Washliyah di Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Dimana pelatihan tersebut telah dilaksanakan mulai tanggal 20 Maret – 20 April 2021.
Wignyo Rahadi pun merasa senang dan sungguh bersemangat melakukan pelatihan ini, apalagi melihat semangat dari santri dan juga masyarakat yang sungguh giat dalam bekerja.
“Perlu diketahui bahwa para peserta adalah anak-anak muda yang belum pernah melihat alat tenun karena di Desa Leuwidamar sebelumnya tidak ada kegiatan menenun. Dengan adanya kegiatan kerajinan menenun ATBM ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan menjadi sentra tenun baru di Lebak, selain tenun Baduy,” ujarnya.
Penutupan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM Khas Leuwidamar Lebak ini dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Banten, Erwin Soeriadimadja; Ketua Bidang Wirausaha Baru Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Endang Sri Hariatie Budi Karya; dan Fashion Designer Wignyo Rahadi.
“Dalam rangka pengembangan kain tenun di Banten, BI Banten akan terus membina dan mengembangkan tenun ATBM, termasuk memperkaya motif tenun di Banten, selain tenun yang sudah heritage yaitu Tenun Baduy. Kami akan terus kembangkan tenun ATBM dengan motif khas Leuwidamar Lebak, dan akan memperkenalkannya kepada masyarakat luas terkait seni kreatif kain tenun di Banten.” ujar Kepala KPw BI Banten, Erwin Soeriadimadja
Penyelenggaraan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM Khas Leuwidamar Lebak ini ditargetkan tak hanya dapat meningkatkan kompetensi perajin tenun kemandirian ekonomi pesantren, melainkan dapat turut menunjang sektor pariwisata Provinsi Banten. Dengan telah dilaksanakan pelatihan ini diharapkan dapat terbentuk Kelompok Tenun Banten yang menjadi andalan Local Economic Development (LED) Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten.