Beberapa waktu lalu jagat media sosial di hebohkan dengan penggunaan thermo gun yang diarahkan pada kepala dapat mempengaruhi fungsi otak. Kabar tersebut mengatakan bahwa sinar laser yang dihahilkan oleh thermo gun atau alat pengukur suhu berbentuk pistol, radiasinya bisa memicu kerusakan otak.
Benda yang satu ini memang sudah jadi bahan perbincangan sejak mewabahnya virus Covid-19 di dunia. Tapi kali ini, thermo gun jadi pembicaraan lantaran dianggap berbahaya bagi kesehatan. Sinar merah atau inframerah yang muncul dari thermo gun ini dinilai dapat menggangu fungsi kerja otak.
Pada kenyataanya, penggunaan thermo gun justru sangat membantu dalam kondisi mewabahnya Covid-19. Seperti yang kita ketahui, kita dianjurkan untuk tidak saling bersentuhan dan menjaga jarak setidaknya satu meter satu sama lain.
Melasir Detikhealth, Para pakar Departemen Fisika Kedokteran Medical Technology IMERI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menegaskan bahwa thermo gun yang digunakan untuk skrining suhu tubuh seseorang tidak berbahaya. Alat tersebut bekerja dengan pancaran inframerah, bukan dengan memancarkan radiasi apalagi laser.
Tidak seperti termometer raksa atau digital yang menggunakan prinsip rambatan panas secara konduksi, thermo gun ini menggunakan rambatan panas melalui radiasi. Energi radiasi dari permukaan tubuh lalu ditangkap dan diubah menjadi energi listrik, nantinya ditampilkan dalam angka digital pada alat ini.
Akurat atau tidaknya suhu yang diukur rupanya bisa berpengaruh dari ‘tembak’ termometer ke dahi. Di sebutkan, jarak pengukuran yang ideal yaitu 12 sentimeter.
Nah, sudah terjawab kan Scarf Lovers? Rumor penggunaan thermo gun berbahaya bagi otak tidak lah benar. Jadi jangan khawatir lagi ya Scarf Lovers untuk menggunakan thermo gun tertutama bila Anda berkunjung ke tempat-tempat ramai. (DA)