Tampil Gaya Sambil Menjaga Lingkungan, Kenapa Tidak?

Saat ini salah satu isu yang tengah populer di dunia fashion adalah isu sustainability atau dikenal juga dengan eco fashion. Tren fashion yang kerap datang dan pergi dianggap bisa memicu konsumsi yang berlebihan dan membawa pengaruh buruk terhadap lingkungan. Tak bisa dipungkiri bahwa produksi fashion menghasilkan jumlah limbah yang tidak sedikit dan turut membahayakan keberlangsungan hidup makhluk hidup.

Beberapa brand fashion internasional pun lambat lain mulai menaruh perhatian pada isu eco fashion ini. Di mana akhirnya para label tersebut mengeluarkan koleksi yang diklaim ramah lingkungan, seperti H&M Conscious dan Stella McCartney yang berkolaborasi dengan Adidas merilis sepatu vegan.

Kepedulian akan lingkungan ini juga rupanya jadi perhatian para pelaku bisnis fashion di Indonesia. Terbukti dari sudah cukup banyaknya label yang fokus para produk eco fashion dan menyebarkan edukasi mengenai isu ini.

Kali ini Scarf Media akan memperkenalkan tujuh label mode Indonesia yang fokus dengan isu eco fashion. 

 

  • Rupahaus
Courtesy of Instagram @rupahaus

Rupahaus didirikan pada 2015 lalu atas dasar keprihatinan terhadap mulai tergerusnya budaya produksi pakaian secara tradisional yang digantikan dengan menggunakan peralatan dan material yang berbahaya bagi lingkungan. Produk dari Rupahaus sendiri adalah item leisurewear yang dibuat secara handmade dan menggunakan material organik. Bukan sekadar memproduksi, semua material yang digunakan oleh Rupahaus juga diawasi agar didapatkan dengan proses yang aman bagi ekosistem.  Produk-produk Rupahaus dibuat dari material organik seperti raw cotton dan pewarnanya pun bergantung dari bahan yang ada di alam.

Baca juga  Menelusuri Ragam Proses Sustainable Fashion di Bali bersama Paramatex di Program Scarf Media Fashion Trip to Bali

 

  • Jalin
Courtesy of Instagram @menjalin

Brand asal Bandung ini dikenal dengan koleksi pakaiannya yang dibuat dari material alami dan dibuat secara handmade. Ciri khas dari koleksi Jalin adalah warnanya yang earthy tone dan garis desain yang timeless, sehingga dapat digunakan dalam banyak kesempatan. Penggunaan material organik dan proses yang eco-friendly dianggap mampu menghasilkan produk yang lebih nyaman ketika digunakan, seperti slogan yang mereka usung yakni Look Good Feel Good.

 

  • Kana Goods
Courtesy of Instagram @kanagoods

Kana Goods dimulai pada tahun 2014 dengan konsep slow fashion, yakni untuk menciptakan produk-produk fashion yang ramah bagi ekosistem. Mengusung konser seruma batik, gambar dan desain Kana Goods pertama-tama dibuat dengan menggunakan pensil, yang kemudian dicap dengan menggunakan lilin, seperti tengah membatik. Terakhir produk akan diwarnai dengan pewarna alami yang berasal dari tanaman Indigofera selama kurang lebih empat hari. Proses bertahap yang cenderung memakan waktu ini memang sengaja ditempuh oleh sang founder Sancaya Rini untuk memastikan seluruh produk Kana Goods memiliki kualitas yang tak mengecewakan.

 

  • Haku
Courtesy of Instagram @haku_id

Rupanya label eco fashion di Indonesia tak cuma pada pakaian saja tapi cuma ke aksesori, seperti yang ditawarkan oleh label Haku. Label ini awalnya mengawali produksinya dari sepatu vegan pada 2017 lalu. Seluruh produk Haku dijamin bebas animal cruelty, sehingga untuk sepatu digunakan material vegan leather atau vegan suede. Selain alas kaki, Haku juga memroduksi aksesori seperti small handbag yang dibuat dari material velveteen.

 

  • SukkhaCitta
Courtesy of Instagram @sukkhacitta

 

SukkhaCitta didirikan oleh Denica Flesch sebagai medium untuk memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar, terutama yang berkaitan dengan rantai produksi fashion, di mana pengrajin rentan dieksploitasi oleh para pebisnis. Lewat SukkhaCitta, Denica kemudian mencoba membentuk standar mengenai produksi material industri fashion yang baik. Di mana seluruh pengrajinnya diupah dengan baik, menggunakan material yang aman bagi lingkungan, dan tetap berakar pada budaya Indonesia. Mulai tahun 2018, SukkhaCitta juga menerapkan program Zero Waste di mana tiap limbah yang dihasilkan, seperti benang atau sisa kain tidak akan dibuang melainkan untuk dipergunakan kembali.

Baca juga  IFW 2024 Akan Digelar dengan Mengangkat Kaleidoskop Budaya Betawi

 

  • Imaji Studio
Courtesy of Instagram @imaji.studio

Ethnic street adalah istilah yang digunakan oleh Imaji Studio dalam menjual produk-produknya. Istilah ini menggabungkan dua maka yakni etnik yang merujuk pada material kain dan proses pembuatan produk yang eco-friendly serta konsep street yang jadi gambaran akan desain yang fun dan modern. Dibuat dari serat-serat organik, seluruh pakaian Imaji Studio dibuat dengan pewarna alami dengan menggunakan berbagai teknik, sehingga menghasilkan motif yang unik dan tidak biasa.

 

  • Cinta Bumi Artisans
Courtesy of Instagram @cintabumiartisans

Label satu ini dikenal sebagai spesial dari barkcloth, yakni tekstil organik yang dibuat dari kulit kayu. Teknik pembuatan material ini berasal dari daerah Poso dan Sigi di Sulawesi Tengah. Ketertarikan sang founder, Novieta Tourisia membawanya mengangkat barkcloth dalam berbagai bentuk produk fashion, seperti tote bag, pouch, hingga scarf. Untuk memroduksi seluruh produk Cinta Bumi Artisans bekerja sama dengan para penenun tradisional dari Lembah Bada, Sumba, dan Bali. (DC)

 

Translate »