Peristiwa naas yang dialami oleh Syekh Ali Jaber beberapa hari lalu dimana dirinya menjadi korban penusukan di salah satu acara di Bandar Lampung.
Kejadian yang begitu spontan membuat warga sekitar dan netizen Indonesia terkejut sekaligus geram dengan si pelaku.
Lewat tayangan Youtube di channel Deddy Corbuzier, Syekh Ali Jaber menjelaskan kronologis kejadiannya.
“Jadi pas acara di Bandar Lampung, ini acara baru mulai agak sore hari agak setengah 5. Saya memakai baju hitam. Jadi memang sebelumnya ada acara wisuda anak-anak yang hafal 30 juz. Saya punya kebiasaan kalo di acara wisuda, saya suka tes bacaannya. Makanya saya minta ada satu wisudawan untuk di tes, berusia 9 tahun yang bersedia naik ke panggung. Awalnya biasa, dia ngobrol-ngobrol di sebelah kiri saya,” ujarnya
Ia juga bercerita bahwa dirinya hendak memberikan hadiah umroh pada anak tersebut dan ingin diabadikan lewat ponsel. Namun sayang, karena ponsel anak tersebut tak bisa digunakan, akhirnya Syekh Ali Jaber meminta jamaah lain untuk meminjamkan ponselnya.
“Karena saya fokus ke kiri dan ke depan, karena rata-rata jamaah berada di sana. Kalau sebelah kanan, karena panggung ini dekat jalan keluar, makanya tidak terlalu ramai orang-orang. Saya lagi konsentrasi, santai-santai saja, Subhanallah Qadarullah. Saya rasa ada orang mendekat, lari. Dalam fikiran saya, dia mau kasih hape,” tutur Syekh Ali Jaber.
Syek Ali Jaber juga mengungkapkan bahwa orang yang berlari menghampiri ia pun sempat kaget karena sempat bertatap muka dengan dirinya selama beberapa detik hingga kejadian itu terjadi. Kejadian yang sangat cepat membuat Syekh Ali Jaber sontak untuk membelokkan tubuhnya agar pisau tidak mengenai lehernya.
“Saya merasa kalo diposisi masih diam, apalagi kepala saya masih kearah kiri sudah jelas, sudah habis saya,” ujarnya menambahkan.
Saat pisau tersebut tertancap di lengannya, seketika ia langsung berdiri karena berusaha ingin melawan. Ini lah yang membuat pisau tersebut akhirnya menjadi patah. Namun pada saat kejadian tersebut, tidak ada rasa marah di dirinya, justru hatinya merasa tenang dan ia merasa kasihan dengan si pelaku yang langsung dihakimi masa.
“Saya gak fikir apa-apa, saya gak fikir siapa, apa motifnya, apa alasannya. Saya fikir ini takdir Allah SWT, Alhamdulillah. Ya Allah ini dari-Mu, Alhamdulillah.” ungkap dirinya.
Dengan adanya kejadian ini, Syekh Ali Jaber meyakini bahwa semuanya tidak ada yang kebetulan, karena semua atas izin Allah SWT. Dirinya percaya bahwa pada saat kita bereaksi terhadap takdir, semua itu tak akan berubah. Hal itu lah yang membuatnya merasa tenang saat mengalami musibah tersebut.
Dirinya juga tidak ingin masalahnya dikaitkan dengan hal apapun, dengan kelompok apapun karena menurutnya akan membuat kekacauan baru dan sama sekali tidak mendapatkan manfaat apapun. Meskipun ia menjadi korban dalam kejadian ini, ia tidak ingin ada orang lain ikut menjadi korban juga.
“Saya lebih baik jadi korban sendiri daripada korban umat,” pungkasnya.
(AA)