Syarat Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia

Proses vaksinasi Covid-19 tahap pertama sudah hampir selesai dan akan memasuki tahap kedua. Pada tahap kedua ada golongan lansia yang akan masuk ke dalam salah satu kategori.

Lansia dijadikan prioritas untuk mendapatkan vaksin karena mereka memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terpapar virus Covid-19.

Ada sekitar 21 juta orang lansia yang akan menjadi sasaran proses vaksinasi tahap kedua. Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyebut bahwa terdapat prosedur spesifik dan berbeda untuk dilakukan vaksinasi pada lansia.

“Untuk penyuntikan menggunakan vaksin Sinovac ini, interval penyuntikan khusus untuk lansia adalah 28 hari,” ujarnya.

Baca juga  Tidak Ada Warga yang Mengungsi Meski Gunung Sinabung Erupsi

Tidak hanya itu, tahapan lain yang harus diperhatikan adalah tekanan darah dan juga suhu. Dimana suhunya harus di bawah 37,5 derajat Celsius dan tekanan darahnya tidak lebih dari 180/110 mmHg.

Tentu ada yang membedakan proses vaksinasi untuk lansia dengan yang biasa, yakni ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan, diantaranya:

  1. Apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?
  2. Apakah sering merasa kelelahan?
  3. Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)?
  4. Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 -200 meter?
  5. Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?
Baca juga  Wardah Luncurkan Produk Terbaru untuk Jaga Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan Mayarakat

Apabila lansia tersebut menjawab ya pada 3 atau lebih pertanyaan, maka dari itu proses vaksinasi terpaksa tidak bisa dilanjutkan.

“Demi lancarnya proses ini, kepada calon penerima vaksinasi diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Itu juga agar bisa memberikan efek vaksin yang maksimal dan memperkecil risiko terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI yang serius,” pinta dr. Nadia.

(AA)

Translate »