Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn.) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K), meresmikan Stunting Center of Excellence di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur secara virtual pada (23/11).
Stunting Center of Excellence (CoE) sendiri adalah pusat pelatihan dan inovasi yang didanai oleh Roche Indonesia untuk menurunkan angka stunting di provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia yang seluruh kegiatannya akan dilaksanakan oleh 100 Days Fund. Diharapkan, CoE ini akan menjangkau 21 puskesmas, 700 tenaga kesehatan, 1825 kader posyandu, dan sekitar 100.000 ibu dan anak di wilayah tersebut.
Berbagai contoh kegiatan yang dilakukan CoE diantaranya adalah akan melakukan serangkain pelatihan dan lokakarya dengan topik meliputi pemahaman tentang stunting, gizi dan alat peraga untuk ibu dan anak. CoE juga akan meningkatkan penggunaan perangkat pencegahan stunting seperti poster pintar, selimut cerdas, peraga kartu pintar serta kartu konvergensi desa.
Dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, Dr. Terawan menjelaskan, percepatan perbaikan gizi masyarakat menjadi salah satu strategi nasional RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) di tahun 2021-2024, dengan salah satu indikator sasaran penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
“Sangatlah tepat Stunting CoE didirikan di provinsi NTT, khususnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 dan 2018 proporsi balita pendek tertinggi di Indonesia berada di provinsi NTT dengan 51.3 persen di tahun 2013 dan 42.6 persen di tahun 2018,” ujarnya.
Seperti yang Scarf Lover ketahui, stunting merupakan malnutrisi kronis yang terjadi pada periode emas pertumbuhan anak atau disebut 1.000 hari pertama. Tidak hanya pada pertumbuhan fisik anak, stunting juga membawa dampak jangka panjang terhadap imunologi, neuro-kognitif, serta perkembangan sosial-ekonomi anak di masa mendatang.
Sampai hari ini, terdapat lebih dari 270.000 anak berusia di bawah lima tahun yang mengalami stunting di Nusa Tenggara Timur akibat keamanan pangan, rendah keragaman diet, serta sakit yang berulang.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Roche Indonesia, dr. Ait-Allah Mejri menegaskan bahwa kemitraan dan dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.
“Hal ini sejalan dengan visi kami untuk mendefinisikan kembali kemitraan dengan seluruh sistem kesehatan untuk meningkatkan hasil perawatan kesehatan bagi pasien dan membawa pelayanan kesehatan yang inovatif dan dapat diakses oleh semua,” tegasnya.
Terakhir, Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI, Melkiades Laka Lena yang juga hadir dalam acara inagurasi menyampaikan apresiasinya terhadap kemitraan inovatif tersebut
“Semoga upaya yang sangat baik ini mendorong semua pihak dan pemangku kepentingan untuk ikut bergabung dalam upaya bersama melawan stunting di Indonesia, dan menjadikan anak-anak kita generasi yang lebih sehat, cerdas dan siap menyambut masa depan,” ungkap Melkiades.
(AN)