Potret kehidupan seorang perempuan di zaman sekarang bisa melihat perilaku dari Siti Hajar. Bisa dikatakan bahwa Siti Hajar merupakan cerminan seseorang yang paling sabar dan paling taat.
Ia merupakan seorang istri dari Nabi Ibrahim AS. Memiliki paras yang cantik dan hati yang kuat dan juga tegar. Ia tak pernah sekalipun mengeluh dan menyerah. Ia terus menunjukkan imannya pada Allah SWT.
Mengapa Siti Hajar dijadikan contoh perempuan yang paling sabar?
Melansir dari berbagai sumber, Siti Hajar merupakan istri kedua dari Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim setuju untuk menikahi Siti Hajar karena diminta oleh Siti Sarah, sang istri pertama karena dari pernikahannya tidak kunjung mendapatkan anak.
Saat keduanya menikah, Allah SWT mengaruniai Nabi Ibrahim AS dan juga Siti Hajar seorang anak yang diberi nama Ismail.
Namun ternyata hal tersebut membuat Siti Sarah cemburu dan tidak ingin tinggal bersama dengan Siti Hajar.
Kemudian Allah memberikan perintah pada Nabi Ibrahim AS untuk membawa anak dan istrinya ke sebuah gurun yang gersang di kota Mekkah. Setelah mengantarkannya, lantas Nabi Ibrahim AS meninggalkan keduanya disana. Siti Hajar merasa takut dan bingung.
Nabi Ibrahim AS menjelaskan bahwasanya perlakuannya tersebut dilakukan atas perintah Allah SWT.
“Aku akan meninggalkan kamu beserta putramu dalam pengawasan Allah. Aku berharap bisa kembali lagi secepatnya ke sini, Insya Allah!” ujar Nabi Ibrahim AS.
“Jika memang begitu perintah-Nya, aku yakin Allah tidak akan menelantarkan kami,” jawab Siti Hajar.
Saat sedang diperjalanan meninggalkan istri dan anaknya, Nabi Ibrahim AS turut berdoa pada Allah SWT.
‘’Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur,’’ (Surat Ibrahim: 37).
Cuaca yang panas membuat bayi tersebut menangis mengisyaratkan sedang haus. Siti Hajar merasa bingung karena persediaan air yang ada di kantung sudah habis. Ia berkeliling dari bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali namun ia tetap tidak menemukan apapun.
Melihat anaknya menangis karena menahan dahaga, Siti Hajar berdoa dengan sungguh-sungguh pada Allah SWT dan juga memohon pertolongan.
Ia melihat bayinya menggerak-gerakkan tumit kakinya ke tanah dan tidak lama kemudian memuncurkan air dari kakinya dan air tersebut sekarang dikenal dengan nama air Zam-Zam. Setelah itu Siti Hajar langsung menampung air tersebut dan diberikan pada Ismail untuk minum.
Dari cerita perjalanan sejarah di atas, kita semua dapat belajar mengenai arti kesabaran serta hati yang kuat dan tegar. Berusaha dan ikhtiar pada Allah dengan sungguh-sungguh, pasrahkan hanya padanya. Niscaya Allah SWT akan datang untuk memberi pertolongan. (AA)