
Selain Sustainable Products, Cultural Products Akan Menjadi Tren 2025
Beberapa tahun terakhir, isu mengenai produk berkelanjutan yang ramah lingkungan semakin banyak digaungkan. Banyak sumber menyebutkan bahwa fashion merupakan penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, termasuk di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2021 memaparkan bahwa Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah pakaian, setara dengan 12% dari total limbah rumah tangga, dan jumlah ini terus bertambah hingga hari ini. Diperlukan sinergi edukasi yang berkesinambungan, mulai dari hulu hingga hilir, agar pelaku industri hingga konsumen dapat terinformasi dengan baik.
Pada tahun 2025, ada hal lain yang diprediksi menjadi tren di kalangan creativepreneur, mulai dari sektor fesyen, FnB, home living, dan lain-lain, yaitu produk budaya atau cultural products. Saat ini, pemerintah tengah mendorong perkembangan produk berbasis budaya. Langkah ini dilakukan agar Indonesia dikenal tidak hanya melalui produk-produk kreatifnya tetapi juga melalui kekayaan budayanya yang begitu banyak dan menarik, sehingga mampu dikenal secara global.

Contoh cultural products yang kini tengah berkembang meliputi modest fashion dengan balutan motif batik dan tenun, tas dengan identitas motif batik dan tenun, hingga desain yang mengadopsi potongan kebaya, baju kurung, dan masih banyak lagi. Industri film dengan latar budaya Indonesia yang beragam juga berpotensi besar dalam mengenalkan warisan budaya kepada generasi berikutnya.
Penguatan cultural products ini diperkuat oleh langkah pemerintahan Prabowo Subianto yang menghadirkan kementerian baru, yaitu Kementerian Kebudayaan, di bawah kepemimpinan Fadli Zon. Hal ini menunjukkan usaha untuk mengoptimalkan dan memonetisasi budaya Indonesia melalui industri kreatif.
Untuk itu, Scarf Media akan memulai tahun 2025 dengan sebuah Business Talk bertajuk “Cultural Economy: Monetizing Culture – Navigating the Cultural Economy for Halal Creative Industry”. Acara ini akan mengundang para pelaku industri dari sektor fesyen, kriya, makanan, serta menghadirkan pembicara seperti Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Lenny Agustin (Desainer, Chairman IFC), Sandiaga Uno (Entrepreneur), Ingrid Kansil (Ketua IPEMI), Gita Wirjawan (tbc), dan dipandu oleh CEO Scarf Media, Temi Sumarlin.
Harapannya, melalui Business Talk ini dapat terbuka ruang diskusi dan inspirasi bagi para pelaku usaha kreatif untuk mengintegrasikan unsur budaya ke dalam produk mereka, baik dari segi desain maupun filosofi produk. Dengan demikian, produk-produk Indonesia akan memiliki karakteristik yang kuat dan mudah dikenali di pasar global.
(TS)