Scarflover, bagi Anda yang ingin memulai bisnis tapi belum memiliki modal, yuk ikutin cerita tadi saat talkshow hari ke 5 di Halal Beauty Expo. Narasumber pertama tadi yaitu Gatot Adhi Wibowo ialah Co-CEO Bizhare Syariah (Bizhare) yang dulunya pebisnis juga dan mengalami jatuh bangun sampai bisa bangkit dengan membuat Bizhare Syariah.
Jadi, bizhare menjadi platform equity crowdfunding pertama yang meluncurkan bisnis syariah dengan memiliki jaringan edukasi, pelatihan, ekosistem UMKM industri halal, supplier management system, pustaka aplikasi digital halal. Gatot Adhi Wibowo, Co-CEO Bizhare Syariah, menjelaskan pihaknya akan mengakomodasi berbagai macam UKM, lembaga pendidikan, dan komunitas muslim di Indonesia untuk ikut membangun ekosistem bisnis syariah yang menguntungkan dan bermanfaat bagi para investor urun dana.
Co-Ceo Bhizare mengungkapkan sekitar 50 persen dari 65 juta UMKM di Indonesia kekurangan modal ekspansi. Sementara itu, data yang dirilis oleh Global Islamic Economy Getaway 2019/2020, menunjukkan sektor halal dan pasar syariah mengalami peningkatan dari ke tahun.Bizhare yang sudah di aku diawasi OJK memiliki Skema Gotong Royong dalam Investasi Bisnis. Mulai dari Rp 50 ribu / lembar saham, Anda dapat berinvestasi bisnis atau membuka bisnis Waralaba secara bersama-sama serta mendapatkan profit bisnis secara berkala.
Narasumber selanjutnya pada sesi pertama talkshow di Halal Beauty Expo yaitu Ali Said yang merupakan Sekjen Indonesia – Arab Saudi Business Council. Acara talkshow ini ditayangkan di Scarf Media YouTube Channel. Pada obrolan tadi Ali Said mengungkapkan bahwa beauty and cosmetic menggunakan standar Eropa dan Amerika. Jika melihat dari cuaca Saudi bagian barat itu lembab, jika Saudi bagian central cuacanya termasuk kering. Ali Said mengungkapkan untuk memasukkan pasar kosmetik di sana cukup cepat dibanding Indonesia.
Akan tetapi, Ali menyarankan agar produsen dari Indonesia harus jeli dalam menentukan target pasar, seperti fokus ke orang Indonesia yang ada di Arab Saudi dan bagaimana agar produk tersebut bisa masuk ke setiap rumah di sana. Agar produk dilirik oleh masyarakat di Arab Saudi, produsen harus menyesuaikan packaging dengan selera Arab Saudi. Lalu, produsen kosmetik Indonesia pun harus melaksanakan pameran agar produk kosmetik Indonesia makin dikenal oleh masyarakat Arab Saudi.
(SL)