Peringati Hari Keluarga Nasional ke-29, BKKBN Percepat Penurunan Stunting

Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 menjadi semangat baru dan momentum pentingnya meningkatkan peran keluarga, dalam membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas bebas stunting.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam puncak peringatan Harganas ke-29 yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo beserta Ibu Negara, di lapangan Merdeka Medan, Sumatra Utara, Kamis (7/7/2022).

Image : dok. kominfo

Hasto Wardoyo menjelaskan, sejak Januari 2021, BKKBN ditunjuk sebagai koordinator percepatan penurunan stunting. Melalui program pembangunan keluarga berencana, target prevalensi stunting saat ini berada pada angka 24,4 persen dan ditargetkan pada 2024 prevalensinya menjadi 14 persen.

Baca juga  Bangga! Bumbu Rendang Diekspor ke Jerman dengan Kontrak 10 Tahun

“Sejumlah upaya telah dilakukan BKKBN dalam penanganan percepatan penurunan stunting antara lain; meningkatkan pemahaman dan memberikan pendampingan kepada keluarga melalui tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK, juga penyuluh KB. Di setiap desa minimal ada satu tim pendamping keluarga dan di seluruh Indonesia ada sekitar 200 ribu TPK,” ungkapnya.

Dalam memperingati Harganas, BKKBN pada 15 Juni secara serentak menggelar pelayanan sejuta akseptor, dan tercapai melebihi target yakni 1.294.882 akseptor.

“Bapak Asuh Stunting akan memberikan bantuan perbaikan gizi Rp450 ribu per bulan selama 6 bulan. Selain itu ada program elsimil, dan pendampingan usaha perekonomian keluarga akseptor yang dibina BKKBN,” tambahnya.

Baca juga  Bangkitkan Semangat Sekolah dengan Lagu Anak “Ayo Sekolah” oleh Daffa Syawlan

Semua itu menurutnya perlu upaya bersama yang lebih keras dan gotong royong dari semua pihak, agar target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 dapat tercapai.

“Salah satunya melalui kolaborasi lintas sektor mulai dari hulu hingga hilir dengan faktor faktor pendekatan tidak langsung seperti sanitasi, lingkungan bersih, dan faktor langsung seperti nutrisi, imunisasi, kesehatan, dan program kesehatan lainnya,” tutupnya.

Translate »