Disaat pandemi sekarang, salah satu kegiatan yang dikatakan cukup terdampak ialah proses belajar mengajar di sekolah. Lumpuhnya semua kegiatan belajar mengajar di sekolah membuat sebagian orang tua kewalahan bagaimana cara mendidik serta memberikan pelajaran untuk anak mereka layaknya guru di sekolah.
Akibat dari kejadian tersebut banyak anak yang merasa tidak bahagia saat mereka harus belajar di rumah. Banyak anak yang merindukan suasana sekolah serta teman-teman mereka. Belajar pun menjadi tidak bersemangat, bahkan enggan melakukan kegiatan lainnya di rumah. Belum lagi saat guru harus memberikan pekerjaan rumah yang sangat membebankan anak.
Bila hal ini terus terjadi, kecemasan, kehilangan harapan, atau kelelahan secara mental dapat muncul sebagai akibat dari dampak pandemi Covid-19. Padahal, data menunjukkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi, sebagian anak-anak Indonesia sudah mengalami beberapa permasalahan kesehatan mental.
Beberapa gejala gangguan kesehatan mental antara lain selalu merasa cemas atau takut yang berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Seperti sakit kepala, sakit perut, sulit bernafas, mudah khawatir dan juga merasa pesimis.
Sebagai orang tua kita, harus tau bagaimana cara menyiasati situasi seperti ini agar kesehatan mental anak tetap stabil dan bisa beraktivitas kembali dengan riang selama belajar di rumah.
Beberapa waktu lalu Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) mengadakan webinar tentang “Dampak Psikologis Pandemi Covid-19 bagi Siswa”. Dalam webinar tersebut, dibahas bagaimana kiat-kiat atau tips menjaga kesehatan mental siswa saat pandemi seperti sekarang ini.
1. Mempertahankan rutinitas harian dan membuat aktivitas baru.
2. Berdiskusi tentang Covid-19 secara jujur dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
3. Mendukung kegiatan belajar di rumah dengan tetap mengadakan waktu bermain anak.
4. Membantu mencari cara positif dengan mengungkapkan perasaan anak.
5. Membantu anak untuk tetap bersosialisasi dengan teman dan keluarga secara online atau offline jika memungkinkan.
6. Memastikan anak untuk tidak banyak mengabiskan waktu terlalu berlebihan dengan bermain gadget selain untuk kegiatan belajar.
7. Mengajak anak untuk mengembangkan hobi yang disenangi agar lebih kreatif.
8. Meluangkan waktu untuk olahraga bersama antara orang tua dan anak.
Keadaan seperti ini tidak sepenuhnya hanya dialami oleh anak-anak. Banyak orang tua saat ini juga mengalami kendala finansial yang tidak mereka inginkan. Melalui tips di atas, selain dapat menjaga kesehatan mental anak juga dapat memberikan kualitas terbaik bagi orang tua agar menjadi orang tua yang lebih bijaksana.
Tetap berikan perhatian pada anak dan yakinkan bahwa pandemi ini bisa segera berakhir. (DA)