Ibadah haji dan umrah merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam. Namun, dengan meningkatnya jumlah jemaah lansia setiap tahun, perhatian terhadap kesehatan menjadi semakin penting. Data Pusat Kesehatan Haji menunjukkan bahwa dalam tujuh tahun terakhir, terdapat tren peningkatan jumlah jemaah haji berusia 65 tahun ke atas, dengan angka mencapai 21% pada 2024. Seiring dengan bertambahnya usia, daya tahan tubuh cenderung menurun, meningkatkan risiko infeksi pernapasan seperti Influenza, Covid-19, dan Respiratory Syncytial Virus (RSV).
Penyakit pernapasan seperti RSV dapat menyebar dengan mudah melalui inhalasi droplet dari orang yang terinfeksi. Gejalanya meliputi hidung tersumbat, batuk, mengi, serta demam ringan. Pada kelompok lansia dan individu dengan penyakit kronis seperti gagal jantung kongestif, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), RSV dapat berkembang menjadi pneumonia dan meningkatkan risiko rawat inap bahkan kematian.
Untuk mengurangi risiko tersebut, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) bekerja sama dengan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) dan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, dengan dukungan GSK Indonesia, menyampaikan rekomendasi pencegahan penyakit pernapasan menular bagi jemaah haji dan umrah. Salah satu langkah utama yang disarankan adalah vaksinasi terhadap RSV bagi kelompok berisiko tinggi, termasuk lansia dan individu dengan penyakit kronis.

Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji, dr. Mohammad Imran, MKM, menegaskan pentingnya konsultasi medis sebelum keberangkatan. “Seiring meningkatnya jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah, melakukan konsultasi kepada tenaga medis menjadi langkah penting untuk meningkatkan perlindungan terhadap para jemaah, terutama terhadap ISPA yang salah satunya disebabkan oleh RSV,” ujarnya.
Di Arab Saudi, vaksin RSV telah menjadi bagian dari program imunisasi nasional untuk penduduk berusia 60 tahun ke atas. Sementara itu, di Indonesia, PDPI telah mengeluarkan Panduan Penatalaksanaan Penyakit Paru dan Pernapasan bagi Petugas Kesehatan Haji dan Umrah. Panduan ini memberikan informasi penting bagi tenaga medis dalam menangani serta mencegah penyebaran penyakit pernapasan selama ibadah haji dan umrah.
Selain vaksinasi, beberapa langkah preventif lain yang dapat dilakukan oleh jemaah untuk mencegah penyebaran RSV meliputi penggunaan masker, menjaga kebersihan tangan, serta menutup mulut saat batuk atau bersin. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit pernapasan, terutama di lingkungan dengan kepadatan tinggi seperti dalam pesawat maupun selama pelaksanaan ibadah di Tanah Suci.

Ketua Majelis Kehormatan PDPI, Prof. Dr. Tjandra Yoga, menambahkan bahwa jemaah yang memiliki sistem imun lemah dapat menularkan RSV hingga empat minggu setelah terinfeksi. Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan secara optimal untuk melindungi kesehatan para jemaah, terutama lansia dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Dalam rangka mendukung kesehatan jemaah haji dan umrah, GSK Indonesia berkomitmen dalam penyediaan vaksin dan edukasi kesehatan. Presiden Direktur GSK Indonesia, Manish Kumar Munot, menekankan bahwa vaksinasi memiliki peran penting dalam mencegah jutaan kematian setiap tahunnya dan berkomitmen untuk meningkatkan akses terhadap vaksin inovatif guna melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular.
Dengan meningkatnya jumlah lansia yang menunaikan ibadah haji dan umrah, penerapan langkah-langkah preventif seperti vaksinasi dan kebersihan diri menjadi semakin penting. Melalui edukasi dan kerja sama berbagai pihak, diharapkan kesehatan para jemaah dapat lebih terjaga, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah dengan lebih aman dan nyaman.