Organisasi Kesehatan Dunia WHO Menetapkan Kecanduan Game Sebagai Gangguan Kesehatan Mental

Tepat pada bulan Mei 2019 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan dan memasukkan gangguan bermain game sebagai salah satu gangguan kesehatan mental yang harus ditangani secara medis. Kecanduan game ini memiliki istilah game disorder. Kecanduan game yang terjadi pada anak memiliki beberapa penyebab, diantaranya kurang perhatiannya orang tua atau orang-orang terdekat dalam hidupnya, merasa ingin memiliki dunia sendiri, stress, depresi, bosan, dan orang tua yang terlalu membeaskan si anak untuk bermain gadget, tanpa diawasi. Seseorang yang mengalami gangguan seperti ini, menjadikan bermain game sebagai aktivitas utamanya dibandingkan dengan aktivitas lain seperti mandi, makan, sekolah, bekerja, dan sebagainya.

Baca juga  Rekomendasi Kutek Halal untuk Muslimah
Sumber : iStock

Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan para orang tua bukan? Jika dibiarkan, kesehatan dan pengembangan diri anak bisa terganggu, mulai dari paparan cahaya biru dari gadget bisa membuat mata lelah, merusak mata, jari dan tangannya yang harus bergerak secara berulang akan terasa sakit, lalu dapat menurunkan prestasi dan kepribadian anak, sering berbohong, tidur lebih malam, meniru kekerasan dari isi yang ada pada game tersebut, serta tantrum pada anak. Jika hal ini terjadi secara berkepenjangan tanpa tidak ditindaklanjuti oleh significant others khususnya orang tua, ataupun keluarga, secara langsung dapat memberikan dampak negatif diantaranya adalah kerusakan hubungan dengan keluarga, sosial, pekerjaan, dan sebagainya.  Sebenarnya anak boleh-boleh saja bermain game online, asalkan tetap dalam pengawasan orang tua. Cara pengawasan yang bisa diterapkan pada anak seperti membatasi waktu anak untuk bermain sendiri, simpan gadget dan pasang kata sandi, tetap tunjukkan sikap tegas anda, serta lebih sering mengisi waktu dengan kegiatan yang menyenangkan bersama anak secara intens.

Jagalah anak Scarflover selalu dalam pengawasan. Semoga bermanfaat, Scarflover!

Baca juga  Ketahui Hal Tentang Vaksin COVID-19 Oleh Penyandang Autisme

(Penulis : DA)

 

Translate »