Pagelaran mode Jakarta Fashion Week akan dlaksanakan pada 26-29 November 2020 mendatang. Ada banyak sekali desainer-desainer lokal yang nantinya memamerkan segala jenis hasil karyanya di panggung fashion show.
Bicara soal desainer lokal, tentu sebagai pecinta mode kita telah mengenal Barli Asmara, beliau adalah seorang desainer handal yang telah menghembuskan nafas terakhirnya beberapa waktu lalu.
Untuk mengenang segala kerja keras Barli selama bekecimpung di dunia fashion, Jakarta Fashion Week menggelar sebuah acara khusus yang bertajuk Tribute to Barli Asmara.
Barli Asmara dikenal sebagai seorang yang bertangan dingin dengan menorehkan karya-karya yang luar biasa.
Leslie Tobing, Creative Director Barli Asmara menuturkan bahwa dirinya sangat berterima kasih karena telah diberi wadah untuk bisa memberikan penghormatan kepada Barli Asmara. Lewat virtual press conference Jakarta Fashion Week x Mandiri Private, Leslie juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat bersemangat untuk bisa menunjukkan karya-karya Barli di tahun 2008 sampai sekarang.
“Kami sangat semangat tentunya untuk bisa menunjukkan karya-karya Barli dari tahun 2008 sampai sekarang. Sebetulnya dia berkarir dari 2001 cuman archived yang kita punya dari 2008. Tentunya kita semangat,” tutur Leslie.
Hanya dengan waktu yang sangat singkat, Leslie Tobing dan tim dari Barli Asmara sangat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya agar bisa memberikan yang terbaik untuk gelaran nanti.
Leslie memberikan sedikit bocoran tentang show yang akan digelar pada acara puncak, yakni Show tersebut terdiri dari dua sequence, dimana sequence pertama akan menunjukkan karya-karya lama yang tersimpan dari arsip Barli Asmara.
“Tim kita sendiri banyak orang di kantor yang kita sendiri gak pernah lihat bajunya, karena biasanya kita lihatnya dibuku dan semuanya disimpan di warehouse. Jadi, kita semangat untuk mencari archive itu. Untungnya kita punya buku dari yang dibuat Kak Barli 15 tahun berkarya di 2016 dan itu menjadi panduan kita untuk bisa menampilkan karya-karya yang dia pilih untuk masuk ke buku. Artinya adalah karya-karya yang dia banggakan,” ujar Leslie.
Sedangkan sequence kedua ingin memberi penghormatan pada Barli lewat sebuah selebrasi.
“Kita mau menunjukkan semangatnya. Karena Kak Barli itu sangat semangat, passionate gitu. Jadi kita terinspirasi dari itu, dan sequence kedua ini memiliki tema La Danza De La Vida, The Dance of Life, jadi kita ingin merayakan kehidupannya,” tambahnya.
Tentunya tak mudah dalam mencari arsip-arsip dari karya Barli Asmara yang telah lalu, Leslie mengungkapkan ada tantangan dalam mencari arsip tersebut, mengingat warehouse Barli ada di beberapa tempat.
Tak hanya itu, kumpulan arsip dari tahun 2008 tentu membuat baju-baju simpanan tersebut diceritakan telah jadi berjamur, kotor dan rusak sehingga harus diperbaiki. Namun tantangan tersebut berhasil dilewati oleh Leslie dan tim karena terus bersemangat untuk menampilkan yang terbaik.
(AA)