Sosok Jawahir Roble berhasil mencuri perhatian publik, lantaran keberhasilannya mendapat gelar bangsawan dari Kerajaan Inggris. Wanita muslimah ini merupakan seorang wasit berhijab pertama di Inggris. Ia berhasil dianugerahi MBE atau gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris atas kontribusi dan jasanya yang berkelanjutan terhadap sepak bola.
Wasit wait ayang kerap disapa JJ merupakan pengungsi asal Somalia. Ia melarikan diri dari perang di Somalia, JJ tiba di Inggris ketika dia baru berusia 10 tahun. Pada saat itu, JJ tidak dapat berbicara bahasa Inggris sama sekali. Tapi sejak itu, dia telah bekerja keras untuk menjadi bagian dari budaya Inggris dan berharap suatu hari nanti memimpin pertandingan di Liga Premier.
Dilansir dari British Muslim Magazine, ketertarikan JJ pada sepak bola bermula pada masa kecilnya. Dia bisa bermain sepak bola sejak usia empat tahun. Dia jua memiliki tekad mengubah paradigma masyarakat Somalia tentang sepak bola.
Pada tahun 2020, sosok Jawahir Roble sempat menjadi sorotan karena menjadi wasit berhijab pertama di Inggris. Sebelumnya, JJ kerap ditolak kehadirannya karena sepakbola dianggap sebagai permainan kaum pria.
Tahun ini, JJ dianugerahi MBE atau gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris atas kontribusi dan jasanya yang berkelanjutan terhadap sepak bola. JJ bukan hanya wanita berhijab pertama yang menjadi wasit di Inggris, tetapi dia juga Muslim kulit hitam Inggris pertama yang menjadi wasit.
Dalam unggahan Instagramnya, JJ mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih khusunya kepada Kerajaan Inggris dan orang-orang yang telah mendukungnya. “Sungguh suatu kehormatan yang luar biasa untuk menerima MBE saya dari The Prince of Wales. Saya ingin mendedikasikan penghargaan ini untuk keluarga dan teman-teman tersayang dan semua orang yang telah mendukung saya selama perjalanan wasit saya. Saya berharap dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk memainkan permainan yang indah dan memotivasi generasi wasit yang akan datang,” tulisnya.
Di balik prestasinya, ingatannya tentang perang Somalia belum pudar dan terus sebagai pengingat untuk bersyukur atas semua yang telah dia capai. Jawahir berharap wanita muslimah lainnya bisa menjadi seperti dirinya. Menurutnya olahraga sepak bola adalah hak siapapun (pria maupun wanita). Hingga saat ini ia berusaha tetap membumi dan rendah hati ditengah popularitasnya.