Memperingati hari ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno hadir dalam ‘Kajian Ekonomi Series Ke-7’ spesial Hari Ibu. Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga berbincang dengan sederet sosok perempuan inspiratif, seperti Dian Pelangi, Yuli, dan Zhafira Loebis mengenai pemberdayaan perempuan, khususnya untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif.
Zhafira Loebis selaku Founder dari Babyloania membagikan kisahnya dalam membangun bisnis bersama komunitas lari dan komunitas rentalnya. Melihat pentingnya perempuan pelaku usaha untuk bersatu menciptakan kolaborasi. “Babyloania hadir sejak 2014, saat saya lahir anak pertama. Kemudian, saya melihat harga peralatan bayi mahal, saya dan suami berpikir anadaikan ini semua bisa disewa. Hingga kami menciptakan rental peralatan bayi. Sehingga bisnis rental ini berkembang tiap tahunnya dan banyak bisnis yang serupa bermunculan. Hingga kami melihatnya sebagai rekan bisnis bukan lagi kompetitor karena kami membangun bisnis ini untuk membantu orang tua lain mendapatkan barang terbaik untuk anaknya. Membantu orang tua lain adalah menjadi visi kita untuk memecahkan masalah yang ada,” jelasnya.
Kemudian, Dian Pelangi selaku Desainer Nasional membagikan tips untuk menjalankan bisnis dengan passion. “Saya menjalankan bisnis fesyen ini dengan passion. Saya merasakan dengan adanya passion yang saya miliki saya bersungguh-sungguh untuk menjalankannya. Di luar negeri pun, Indonesia sudah terkenal dengan busana muslimnya. Sehingga, pada tahun 2010, saya bersama hijabers community menampilkan evolusi busana muslim lebih beragam untuk dipakai diberbagai kesempatan,” jelasnya.
Selanjutnya, ada kisah menarik dari yang dibagikan oleh Sandiaga Uno dan Nur Asia Uno saat berkunjung ke Yayasan Indonesia Setara bertemu Yuli selaku Founder Komunitas Disabilitas Anggrek KCB pada tahun 2018. Saat itu, Sandiaga dan istriya meresmikan usaha Yuli. “2018 saya dengan teman-teman Yayasan Indonesia Setara sempat ke Ibu dan produksi garmennya ini banyak memberikan peluang untuk teman-teman disabilitas untuk berkarya, memberikan kontribusi dan lain sebagainya,” ujar Sandiaga di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (23/12).
Sandiaga pun menanyakan kondisi terkini usaha yang dijalani Yuli.
“Alhamdulillah dulunya Bapak kalau ingat ganti kaos aja ngga punya kamar mandi, sekarang mesinnya sudah 75 mesin jahit berskala industri dengan peralatan lengkap ruang potong dan layoutnya,” ucap Yuli.
Yuli menceritakan, selama empat tahun ini dirinya terus bekerja keras. “Sangat bersyukur sekali, sekarang justru berkembang lagi. Pandemi (usaha) kami meledak. Jadi pesanan masker itu dalam satu tahun ada 500 ribu masker dan kami memberdayakan ibu-ibu sekitar lingkungan itu dan gajinya tiap Sabtu minimal Rp 2 juta di kala pandemi. Ini sangat luar biasa banget,” kata Yuli.
Kajian inspiratif ini didukung penuh oleh Scarf Media, Glek, dan Makna Senja.