Scarf Lover pernah mengenal istilah burnout? Istilah ini biasanya muncul pada dunia pekerjaan.
Dalam laman resminya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebut bahwa burnout termasuk dalam evisi ke-11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11) sebagai fenomena pekerjaan. Namun perlu diketahui bahwa burnout tidak diklasifikasikan sebagai kondisi medis.
Melalui definisi dalam ICD-11, burnout didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola.
Adapun perasaan tersebut ditandai dengan tiga dimensi, diantaranya yakni merasa kehabisan energi, meningkatkan rasa negatif atau sisnisme terkait dengan pekerjaan orang lain dan berkurangnya kinerja profesional dari yang seharusnya ditampilkan.
Burnout tentu tidak langsung terlihat sepenuhnya, akan tetapi lama kelamaan akan semakin berkembang dan justru mengkhawatirkan. Terutama bila saat weekend dihabiskan juga untuk bekerja. risiko burnout kian meningkat.
Tentunya burnout sangat perlu perhatian. Mengingat masalah ini lama kelamaan akan bisa berdampak pada kesehatan mental.
Jika hal tersebut terjadi pada Anda, segera sadari sejak dini dan pikirkan apa hal terbaik yang harus dilakukan. Apakah diperlukan bantuan dengan tenaga profesional atau Anda masih bisa mengatasinya sendiri.
Hanya Anda yang bisa menciptakan kenyamanan diri sendiri di kantor, Bila dirasa terlalu penat, cari waktu luang untuk bersantai sejenak, menonton film, makan di restoran favorit atau sekadar bersantai di rumah tanpa melakukan apapun. Hal tersebut sangat penting untuk mengembalikan energi akan kinerja yang ditampilkan pun tetap baik.
Sadari juga kebutuhan diri Anda, jangan forsir terlalu keras. Usahakan jangan terlalu perfeksionis dan beranikan diri untuk berkata “tidak” dengan apapun yang dirasa memang tidak sesuai. Jika Anda bisa mengendalikan diri Anda sendiri, maka Anda bisa akan jauh lebih fokus, bersemangat dan mengurangi risiko burnout.