
Mengenal Covid Varian Lambda, Ini Gejalanya!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan keberadaan varian baru COVID-19, yakni varian Lambda. Varian ini pertama kali ditemukan di Amerika Selatan dan diberi label sebagai Variant of Interest (VOI) oleh WHO.

Badan kesehatan global telah mengindikasikan bahwa Lambda akan dipantau secara ketat untuk mengetahui seberapa kuat menginfeksi sebelum akhirnya ditambahkan ke kelompok ‘variabel yang menjadi perhatian’ yang mencakup B.1.1.7 (Alfa), B.1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B.1.427 (Epsilon), dan B.1.429 (Epsilon).
Sementara itu, Departemen kesehatan Inggris menambahkan varian Lambda atau nama resminya C.37 ke dalam daftar varian dalam penyelidikan (VUI) karena ekspansi internasional. Enam kasus Lambda telah diidentifikasi di seluruh Inggris hingga saat ini, semuanya telah dikaitkan dengan perjalanan ke luar negeri.
Lambda di Peru Varian Lambda awalnya ditemukan di Peru dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah klasifikasikanya sebagai Variant of Interest pada 14 Juni 2021. Ini terkait dengan 81 persen kasus virus corona di Peru sejak April.
Lambda di India India belum mencatat kasus varian Lambda, namun telah melihat lonjakan kasus varian Delta dan Delta Plus. Maharashtra baru-baru ini mencatat kematian pertama akibat infeksi dari varian Delta Plus Covid-19. Para ahli meyakini dengan dibukanya perjalanan udara dapat membawa varian Lambda ke India.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris mengungkapkan bahwa gejala yang muncul terkait dengan varian Lambda, serupa dengan varian lain dari virus corona seperti demam, kehilangan penciuman dan rasa. Menurut pejabat kesehatan Inggris, saat ini tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau membuat vaksin yang saat ini digunakan menjadi kurang efektif. Tetapi Public Health England mengatakan sedang melakukan pengujian laboratorium untuk lebih memahami dampak mutasi pada perilaku virus tersebut.
(CD)