Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang salah satunya pada tujuan ke-6 yaitu untuk mencapai akses air minum dan sanitasi aman dan berkelanjutan bagi semua masyarakat. Sejak tahun 2017 Indonesia juga menjadi bagian dari forum kemitraan multipihak skala global Sanitation and Water for All (SWA).
SWA memiliki tujuan untuk mendorong dan memotivasi negara-negara dunia untuk menjadikan air minum dan sanitasi sebagai salah satu fokus pembangunan. SWA juga rutin mengadakan pertemuan tingkat tinggi bagi para pemegang kebijakan negara, setingkat menteri dalam rangka advokasi melalui dialog antar negara.
Pada 2 Desember 2020, Indonesia berkesempatan mengikuti Finance Minister Meeting (FMM) Asia Pasifik yang diselenggarakan secara virtual. FMM merupakan agenda pertemuan Menteri Keuangan dunia untuk membahas peran sektor keuangan terhadap pemenuhan akses serta layanan air minum, sanitasi dan higienitas.
Forum yang mengikutsertakan Menteri Keuangan ini dianggap penting karena memiliki peranan strategis sebagai pengambil kebijakan yang mendorong terciptanya kecukupan dan efektifitas pendanaan dalam meningkatkan pembangunan di sektor tersebut, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Peningkatan kualitas layanan air minum, sanitasi dan higienitas diyakini menjadi salah satu upaya strategis untuk mengendalikan transmisi penularan Covid-19.
Pada acara FMM ini Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Suahasil Nazara akan mengikuti panel diskusi sekaligus memaparkan studi kasus tentang promosi skema pembiayaan berbasis hasil Melalui acara ini diharapkan adanya perhatian khusus dari para menteri keuangan di negara-negara SWA, termasuk Indonesia untuk lebih mengedepankan pembangunan sektor air minum, sanitasi, dan higienitas.
Dalam mendorong peningkatan investasi pendanaan di sektor sanitasi, air minum dan higienitas, pemerintah Indonesia melakukan strategi “Mutual Accountability Mechanism” yang merupakan sebuah mekanisme koordinasi dan kolaborasi kemitraan multipihak baik pemerintah maupun non pemerintah termasuk swasta dan pelaku bisnis serta akademisi dalam komitmen bersama pencapaian sektor air minum, sanitasi, dan higienitas yang berkelanjutan untuk semua.
Bukan hanya itu, melalui Kelompok Kerja Perumahan, Permukiman, Air Minum, dan Sanitasi (Pokja PPAS) Nasional sebuah lembaga adhoc dibawah koordinasi Direktorat Perumahan dan Permukiman, Bappenas, Pemerintah Pusat juga telah meluncurkan berbagai program strategis dan inovatif untuk percepatan pembangunan di sektor air minum dan sanitasi, seperti hibah berbasis output, mikro kredit, dan pendayagunaan dana Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) untuk air minum dan sanitasi.
“Air minum, sanitasi, dan higienitas merupakan salah satu prioritas pembangunan seperti tertera dalam RPJMN 2020-2024. Mengingat betapa pentingnya kontribusi sektor air minum dan sanitasi dalam mencegah penyebaran virus COVID-19, maka sektor ini harus menjadi ujung tombak dalam pemulihan ekonomi, sosial, dan kesehatan pada masa pandemi seperti saat ini. “Pemerintah tidak dapat bergerak sendiri, seluruh pihak harus bekerjasama membantu, termasuk dukungan dari kemitraan global melalui forum Sanitation and Water for All (SWA). Saling bertukar pikiran dan belajar antar negara membuat kita terinspirasi untuk bekerja dan berinovasi lebih baik, komitmen yang lebih kuat untuk pencapaian target pembangunan air minum dan sanitasi,” ujar Suharso Monoarfa, Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Lebih lanjut, Suharso mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia secara konsisten terus melakukan upaya peningkatan pembangunan sektor air minum dan sanitasi melalui beragam program nasional yang strategis dan inovatif. (HV)