Kisah Perjuangan Wanita Tangguh Lawan Rusia, Ada yang Merakit Bom!

Hingga detik ini, Rusia belum juga berhenti menginvansi Ukraina. Tidak tanggung-tanggung, rakyat sipil pun dikerahkan untuk membela negara. Tidak hanya melibatkan pria, melainkan para wanita Ukraina ikut terjun langsung ke medan perang.

Kisah perjuangan wanita tangguh Ukraina ini mampu menggerakan hati kecil seseorang. Simak ulasan ceritanya berikut ini.

 

Wanita Berusia 79 Tahun Tergabung dalam Militer Nasional

Usia bukan penghalang bagi seseorang, terutama untuk mempertahankan nyawa dan memperjuangkan keadilan. Valentyna Konstantynovska harus rela ikut tergabung dalam militer nasional saat berada di usia senja.

Wanita berusia 79 tahun itu,  bahkan amat antusias saat mempelajari cara menggunakan senapan jenis AK-47. Valentnya tidak sendiri, ia bersama para wanita dan pria lainnya mengikuti pelatihan militer bagi warga sipil yang diselenggarakan tentara Ukraina di Mariupol. 

Baca juga  Dampak Invasi Rusia, Merek Fashion Terkemuka Dunia Sepakat Hentikan Penjualan

Semenjak Rusia menyerang Ukraina, warga sipil didorong agar dapat melawan tentara Rusia yang memasuki wilayah mereka hingga mengancam keselamatan jiwa. Semangat Valentyna untuk menjaga kedaulatan negara dari serangan militer Rusia, menuai pujian dari warganet. 

 

Sejumlah Wanita Dnipro Merakit Bom Molotov

Melansir laporan BBC, Arina, seorang guru bahasa Inggris asal Dnipro, sama sekali tidak menyangka akan membuat bom molotov. Terlebih, ia harus mengakrabkan diri dengan debu-debu polistiren.

“Tidak ada yang mengira, beginilah cara kita menghabiskan akhir pekan, tapi sepertinya itu satu-satunya hal penting yang harus dilakukan sekarang,” ujar Arina, dikutip dari laman bbc.com, Rabu (16/3/2022). 

Baca juga  McDonald’s di Rusia Ganti Nama, Resto Tak Sediakan Menu Big Mac dan McFlurry

Elena, seorang wanita berprofesi sebagai juru masak itu, juga ikut merakit bom dan rela meninggalkan anak-anaknya tinggal bersama nenek dan kakek.

“Duduk di rumah tanpa melakukan apa-apa akan lebih menakutkan,” kata Elena.

Arina, Elena, dan sejumlah wanita lainnya terpaksa melakukan hal tersebut, sebab tidak mempunyai pilihan untuk mempertahankan wilayah tempat tinggalnya. 

“Apakah (Putin) benar-benar percaya dia bisa mengambil alih Ukraina, dan membuat Rusia keluar dari Ukraina? Kami tidak takut di sini, Kami marah,” tegas Elena.

Translate »