Selama WFH, para ornag tua semakin dituntut untuk membagi peran antara mengurus anak, rumah tangga dan juga pekerjaan, hingga akhirnya harus multitasking.
Tak jarang, banyaknya peran yang Anda lakukan sering membuat stres dan berujung emosi. Segala yang terlihat selalu salah, terutama saat anak tiba-tiba tidak mau disiplin.
Apa yang Anda lakukan jika anak rewel dan tidak disiplin, marah-marah? membentak?
Setiap anak pasti punya alasan mengapa mereka berbuat demikian, tugas Anda sebagai orang tua harus mencari tahu penyebabkannya.
Berteriak sambil marah-marah bukanlah jalan penyelesaian masalah, karena justru berteriak pada anak hanya akan memperkeruh suasana. Lama-kelamaan, anak akan meniru kebiasaan tersebut dan suka untuk berteriak, terutama saat sedang bicara dengan orang tua. Sikapnya menjadi arogan karena dirinya menganggap hal tersebut adalah normal, mengingat sering diperlakukan demikian.
Terlalu sering berteriak pada anak juga bisa membuat anak tidak nyaman dengan orang tuanya, dan yang lebih parah justru mereka bisa jadi tidak menghormatinya lagi.
Daripada harus berteriak, berikut ada kiat tepat mendisiplinkan anak tanpa harus berteriak, seperti yang dikutip dari laman Healthline.
1. Beri waktu untuk diri Anda
Beri waktu sendiri pada diri Anda. Pikiran yang menumpuk membuat stres dan hanya akan berakhir dengan emosi. Rasa marah dan hilang kendali sangat bisa membuat Anda berteriak pada anak. Jauhi permasalahan sejenak, tenangkan diri Anda. Trik ini juga mengajari anak-anak Anda tentang batasan dan mengelola emosi yang kuat dengan cara yang sehat
2. Bicarakan tentang emosi
Rasa kesal dan marah tentu adalah hal yang manusiawi, namun harus dikelola dengan benar. Anda bisa bicarakan perasaan Anda dengan si kecil. Misalnya, Anda marah karena anak tidak membereskan mainan, marah karena susah untuk tidur. Biarkan anak bisa mengetahui apa isi hati orang tua, terutama ibunya agar mereka pun juga bisa mempunyai rasa empati terhadap orang lain, terutama keluarga.
3. Atasi rasa emosi dengan tenang, tapi tegas
Anak-anak terkadang berperilaku tidak baik. Itu bagian dari tumbuh dewasa. Bicaralah dengan mereka dari hati ke hati, namun jangan emosi tapi dengan tegas, karena penyampaian dengan amarah hanya akan dianggap angin lalu. Selalu ingatkan anak bila melakukan salah. Setiap anak memiliki keingintahuan yang besar, dan kerap kali mereka lupa apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
4. Berikan konsekuensi, bukan ancaman
Jangan pernah mengancam anak bila berperilaku kurang baik, karena akan membuat anak merasa tidak aman dan justru akan selalu takut untuk melakukan apapun. Sebaliknya, berikan konsekuensi sederhana yang bisa membuat anak mengerti. Tapi sekali lagi, sampaikan dengan kalimat yang lembut. Misalnya, “Boleh beli mainan, tapi dijaga terus ya, dimainin. Jangan dibuang-buang. Nanti sayang uangnya”. Anak akan jauh lebih mengerti, bahwa pada saat dirinya meminta untuk dibelikan mainan, ia harus bisa menjaganya dan memainkannya setiap hari.
(AA)