Kepedihan Warga Jalur Gaza Menghadapi Blokade dan Virus Covid-19

Blokade Israel di Palestina selama bertahun-tahu membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa di tahun 2020, Jalur Gaza tidak akan menjadi tempat yang layak huni.

Tidak saja itu saja, munculnya virus Covid-19 di seluruh dunia membuat cerita yang lebih baru lagi, dimana semakin memperburuk keadaan di Gaz

“Orang-orang di Gaza sudah merasa cukup dalam hidup mereka, berpindah dari satu krisis ke krisis lain tanpa henti. Anda tidak dapat memaksa orang untuk duduk di rumah mereka, tanpa listrik, makanan atau uang. Ini adalah blokade di dalam blockade,” kata Mahmoud Abu Samaan, pegawai di Kementerian Komunikasi yang dikelola Hamas mengutip Aljazeera.

Keadaan pandemi ini cukup menyulitkan, warga Gaza merasa berada di blokade di dalam blokade.

Bicara soal kasus Covi-19 di Gaza, telah terdapat lebih dari 36.000 kasus dan 310 kematian. Bisa dikatakan bahwa virus ini cukup mudah menyebar di Gaza karena 70 persen populasinya adalah para pengungsi yang tinggal di tempat penuh sesak.

Baca juga  Gempa 7,8 M Guncang Turki & Suriah Akibatkan Lebih dari 1.500 Korban Tewas

Keputusan lockdown yang diberikan membuat ribuan orang kehilangan pekerjaan dan terpaksa menjadi pengangguran.

Abu Samaan sendiri mengatakan bahwa dirinya dan keluarga telah dikonfirmasi terinfeksi virus Covid-19 dengan gejala ringan.

“Saya sangat takut, Ini bukan virus corona, tapi blokade yang sedang berlangsung yang telah menghancurkan hidup kami,” ujarnya.

Banyak pasien positif Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif, namun sayangnya keadaan tidak memadai untuk melakukan perawatan tersebut.

Blokade Israel-Mesir telah membuat sistem perawatan kesehatan Gaza dalam keadaan yang mengerikan. Mengingat setelah bertahun-tahun ikut berjuang di tengah blokade dan juga serangan militer Israel yang telah dilakukan terus-menerus.

“Tahun ini, ada kekurangan 47 persen untuk obat-obatan, defisit 32 persen pada bahan habis pakai medis, dan defisit 62 persen pada persediaan laboratorium medis,” kata Abd al-Latif al-Hajj, Direktur Kerjasama Internasional di Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Baca juga  Indonesia Semakin Gawat, Pemerintah Percepat Vaksinasi Ibu Hamil dan Anak

Keadaan semakin mengkhawatirkan pada saat banyaknya permintaan perawatan di rumah sakit yang tidak hanya berfokus untuk menangani Covid-19, namun juga penyakit lainnya seperti jantung dan kanker.

Tentunya Isarel mengabaikan tanggungjawabnya pada Gaza, dimana mereka telah mulai untuk melakukan vaksinasi pada warganya.

“Sayangnya, tidak ada yang bisa memaksa Israel untuk memenuhi kewajibannya terhadap Palestina,” katanya.

Kondisi ini begitu menyayat hati, dimana melihat warga Palestina tidak bisa berbuat banyak untuk bertahan di tengah pandemi. Padahal, sebenarnya Israel juga punya tanggung jawab sebagai kekuatan pendudukan untuk merawat warga Palestina yang tinggal di Gaza.

Warga Palestina hanya bisa berharap ini semua bisa cepat teratasi, karena seluruh dunia pun mengetahui bahwa Gaza tidak bisa terus menerus berlanjut seperti ini.

(AA)

Translate »