Diet merupakan aturan pola makan khusus untuk mendapatkan tubuh yang sehat, biasanya atas petunjuk dokter. Tetapi diet juga sering dilakukan untuk menurunkan berat badan yang berlebihan.
Sebenarnya ada banyak sekali manfaat yang didapat jika kita menerapkan pola makan sehat dan seimbang. Seperti mencegah berbagai penyakit kronis, antara lain penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, hingga kanker.
Kini jenis-jenis diet pun sangat bervariasi, ada yang menerapkannya berdasarkan teori nutrisi, medis, penghitungan kalori, pendekatan filosofis dan lain sebagainya. Hal ini membuat sebagian orang yang berencana untuk diet bingung harus memilih mana yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhannya.
Untuk itu, simak beberapa jenis diet beserta manfaatnya bagi kesehatan berikut.
1. Diet Vegetarian
Berbeda dengan diet vegan, diet vegetarian masih memperbolehkan konsumsi telur, produk susu, dan madu. Selain itu, diet ini juga dinilai sangat ampuh dalam membantu penurunan berat badan. Namun, diet vegetarian ini berpotensi membuat tubuh kekurangan nutrisi tertentu, seperti protein dan kolin.
2. Intermittent Fasting
Diet ini tidak melarang mengonsumsi makan tertentu dan lebih mengontrol jam makan. Misalnya, Metode 16/8 yang dilakukan dengan 8 jam periode makan kemudian 16 jam berpuasa. Intermittent fasting dinilai sangat efektif dalam menurunkan berat badan dan dapat menyehatkan jantung. Namun, orang dengan kondisi medis tertentu perlu menghindari diet jenis ini.
3. Diet Paleo
Salah satu jenis diet dengan konsep pola makan alami yang dilakukan oleh nenek moyang zaman dahulu. Beberapa makanan yang diperbolehkan adalah makanan yang berasal dari alam seperti, buah-buahan, sayur-mayur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan protein rendah lemak. Tidak boleh mengonsumsi gula, produk susu, produk gandum, dan makanan yang melewati proses pengolahan. Selain efektif menurunkan berat badan, diet paleo dapat mengurangi kadar gula darah, tekanan darah dan kolestrol.
4. Diet Ketogenic
Dilansir Healthline, diet ketogenic memiliki beberapa versi di antaranya:
- Diet ketogenik standar (SKD), mengonsumsi makanan rendah karbohidrat, berprotein sedang, dan tinggi lemak.
- Diet ketogenik siklis (CKD), mengonsumsi makanan karbohidrat tinggi, seperti 5 hari konsumsi lemak, lalu 2 hari konsumsi karbohidrat.
Umumnya, diet ketogenic adalah pola makan yang mengurangi karbohidrat dan meningkatkan konsumsi lemak dan protein. Diet ketogenic bisa mengurangi lemak tubuh sekaligus menjadi terapi untuk penderita diabetes tipe II dan anak-anak pengidap epilepsi.
5. Diet Vegan
Pola makan rendah lemak dan tinggi serat ini tidak diperbolehkan mengonsumsi produk hewani beserta olahannya. Selain efektif untuk menurunkan berat badan, diet vegan juga mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit Alzheimer. Jika diet ini tidak dijalankan dengan baik maka tubuh akan kekurangan nutrisi sehingga mudah merasa lelah hingga mengalami gangguan pencernaan.
6. Diet Mediterania
Jenis diet yang terinspirasi dari pola makan masyarakat Eropa Selatan yang jarang mengidap kanker, obesitas, maupun penyakit kardiovaskular lainnya. Diet ini berfokus pada konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, produk gandum utuh, ikan, ayam, keju dan minyak zaitun. Manfaat diet mediterania dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan berat badan, hingga mencegah kanker.
7. Diet Atkins
Dilakukan dengan cara mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta meningkatkan konsumsi protein dan lemak. Ada dua fase dalam menjalankan diet artkins. Fase pertama, hanya diperbolehkan mengonsumsi 20 gram karbohidrat per harinya selama dua minggu. Fase berikutnya, menambah jumlah karbohidrat secara perlahan. Diet Atkins dapat menurunkan berat badan, mengurangi tekanan darah, dan gula darah.
Itulah beberapa jenis diet beserta manfaatnya bagi kesehatan. Jadi, jenis diet mana yang jadi pilihan Scarf Lover? Pilihlah jenis diet yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan cocok jika dilakukan dalam jangka panjang. Jika sulit menentukan jenis diet apa yang sesuai, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.
(PR)