Virus Covid-19 masih menyebar luas di Indonesia. Pada awalnya, virus ini ditandai dengan gejala adanya sesak nafas. Namun seiring berjalannya waktu, gejala yang ditimbulkan oleh virus ini beragam, salah satunya hilangnya indera penciuman.
Hilangnya indera penciuman sebagian atau seluruhnya dinamakan Anosmia. Kehilangan ini mungkin bersifat sementara atau permanen. Kondisi umum seperti alergi atau pilek dapat menyebabkan anosmia sementara.Kondisi yang lebih serius yang memengaruhi otak atau saraf, seperti tumor otak atau trauma kepala, dapat menyebabkan hilangnya penciuman secara permanen
Orang yang memiliki anosmia mungkin tidak dapat sepenuhnya mencicipi makanan dan mungkin kehilangan minat untuk makan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan berat badan atau malnutrisi. Anosmia juga dapat menyebabkan depresi karena dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mencium atau merasakan makanan yang nikmat.
Penyebab Anosmia?
Anosmia sering kali disebabkan oleh pembengkakan atau penyumbatan di hidung yang mencegah bau sampai ke bagian atas hidung. Pilek menjadi penyebab paling umum dari hilangnya bau sebagian dan sementara. Dalam kasus ini, anosmia akan hilang dengan sendirinya. Terjadinya anosmia terkadang karena disebabkan oleh masalah pada sistem yang mengirimkan sinyal dari hidung ke otak.
Iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung merupakan penyebab pertama anosmia. Terjadinya iritasi ini didapatkan dari flu, merokok, alergi (rinitis alergi), kemacetan kronis yang tidak berhubungan dengan alergi (rinitis non alergi)
Penyumbatan saluran hidung juga menjadi penyebab dari hilangnya penciuman. Beberapa penyakit yang dapat menghalangi jalannya udara ke hidung ialah, tumor, polip hidung, kelainan bentuk tulang di dalam hidung atau septum hidung
Anosmia dapat terjadi jika salah satu bagian dari jalur ini rusak. Ada reseptor di dalam hidung yang mengirimkan informasi melalui saraf ke otak, kerusakan tersebut bisa disebabkan karena, usia tua, penyakit alzheimer, tumor otak, penyakit huntington, masalah hormonal, obat-obatan, termasuk beberapa antibiotik dan obat tekanan darah tinggi, diabetes, skizofrenia, cedera otak atau kepala.
Bagaimana Cara Mengobati Anosmia?
Anosmia memiliki penyebab yang macam-macam, jadi perawatan tergantung pada penyebabnya. Jika hilangnya bau terjadi karena flu, alergi, atau infeksi sinus, biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika anosmia tidak kunjung sembuh setelah gejala flu atau alergi mereda, Anda bisa menanyakan kepada dokter.
Selain itu perawatan yang dapat membantu mengatasi anosmia yang disebabkan oleh iritasi hidung bisa dengan cara meminum antibiotik untuk infeksi bakteri, mengurangi paparan iritasi hidung dan alergen, dan berhenti merokok.
Jika penyebab anosmia yang dimiliki adalah polip hidung, septum hidung, atau sinus, maka perlu dilakukan operasi agar tidak menghalangi saluran hidung.
(HV)