Anak merupakan titipan dari Allah SWT yang harus kita jaga dan kita rawat dengan sebaik-baiknya, maka hendaklah kita selalu memberikannya contoh-contoh yang baik dan menyiraminya selalu dengan ilmu-ilmu agama.
Sejak kecil, akan lebih baik untuk dimanfaatkan oleh orang tua dengan terus menerus mendidiknya, terutama pada usia 1-6 tahun. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan waktu emas sang anak agar bisa menyerap segala macam didikan dari orang tua sehingga saat besar sudah tertanam di jiwa dan raga.
Apa saja yang harus mulai kita lakukan sebagai orang tua?
Selalu doakan sang anak, kapan saja dan dimana saja, lewat tiga bagian seperti yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ketiga bagian itu adalah dada, kepala dan tangan. Sentuh daerah tersebut kemudian doakan agar sang anak dijadikan orang cerdas dan juga disiplin.
Selain itu, ajarkan anak untuk solat dan mengaji. Beberapa orang tua masih suka melupakan hal ini, mereka tidak memanfaatkan waktu emas dengan baik, karena jika saat kecil tidak pernah disuruh solat dan mengaji, bisa jadi saat besar ia juga menjadi malas melakukannya.
Pada saat anak usia 1-6 tahun, saat anak sudah mulai aktif bergerak, sedang belajar berbicara, hendaknya para orang tua mulai mengajarkan solat, tentu dengan cara yang halus.
Dimulai dengan memperlihatkan gerakannya. Saat Anda solat, biarkan anak berada di sekitar, ini bertujuan untuk membiasakan anak melihat gerakan solat.
Selain itu mengaji juga jangan sampat terlewat. Biasakan untuk mengaji di dekatnya, biarkan anak melihat dan mendengar. Bisa juga dengan membelikannya Iqra jika usia sudah mulai cukup, Ajarkan perlahan untuk dia bisa mengenal huruf-huruf dalam Alquran.
Nanti pada saat sang anak berusia 7 tahun, tentu sudah tertanam sejak kecil tentang solat dan mengaji, Anda sudah bisa mulai menyuruhnya solat, mengajaknya solat dan juga mengaji bersama. Jika anak menolak, Anda boleh menegur atau memberikannya punishment. Karena dari hadist Rasulullah SAW pun juga mengatakan demikian.
فاضربوهن ضربا غير مبرح رواه مسلم
Artinya: “Pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras (tidak membikin patah tulang, atau luka, atau mengeluarkan darah, atau meninggalkan bekas).” (HR. Muslim).
Bicara soal menegur anak, tentu sebagai orang tua boleh melakukannya, malah dianjurkan. Namun tentunya tetap ada batasan-batasan yang harus diingat, yakni hanya dengan meninggikan nadanya. Namun yang tidak boleh adalah dengan menghina dan mendoakan suatu hal yang buruk pada anak
Mengapa? Karena hinaan dan doa buruk akan bisa menjadi sesuatu yang mustajab untuk anak. Karena tiga doa yang mustajab, salah satu diantaranya adalah doa yang buruk dari orang tua. Apabila doa tersebut dikabulkan, orang tua lah yang akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah menegur Fatimah, Ia mengingatkan agar Fatimah tidak terikat oleh dunia, yang membuat seluruh aktivitas hanya untuk urusan uang dan materi. Sehingga Rasulullah SAW mengajarkan doa ini pada Fatimah.
ياَ أَوَّلَ الأَوَّلِيْنَ وَيَا آخِرَ الأَخِرِيْنَ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ، وَيَا رَاحِمَ الْمَسَاكِيْنَ، وَياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Ya Awwala al-awwalin wa ya Akhira al-akhirin ya Dza al-Quwwati al-matin, wa ya Rahima al-masakin, wa ya Arhama ar-rahimin.
“Wahai Dzat yang Maha Awwal, wahai Dzat yang Maha Akhir, wahai Dzat Pemilik kekuatan yang hebat, wahai Dzat yang Maha pengasih bagi orang-orang miskin, wahai Dzat yang Maha Pengasih..”
Doa ini juga bisa menjadi pegangan orang tua agar sang anak terhindar dari pergaulan bebas. Selalu bimbing anak dengan mengajarinya hal-hal baik, jangan pernah berkata buruk pada anak. Selalu ingat bahwa hadirnya seorang anak di kehidupan Anda berarti Allah SWT sudah percaya bahwa Anda bisa menjaga dan mendidiknya dengan baik. (AA)