Otoritas yang dipimpin oleh Kurdi membebaskan ratusan pejuang ISIL (ISIS) yang dipenjara di Suriah Utara. Hal ini dilakukan karena bagian dari amnesti yang dikendalikan oleh milisi yang didukung oleh Amerika Serikat.
Seperti yang dilansir dari laman Aljazeera, bahwa anggota yang dibebaskan tentu dipilih dengan sebuah alasan, yakni dimana mereka semua telah bertobat untuk bergabung di ISIS. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Amina Omar, selaku Kepala Dwan Demokratik Suriah.
“Mereka adalah orang-orang yang bisa direformasi,” ujar Omar.
Selain itu, Omar juga mengatakan bahwa para tahanan yang telah dibebaskan merupakan warga Suriah yang telah menjalani setidaknya setengah dari hukuman penjara. Ada sekitar 631 tahanan yang dibebaskan, dan adapula 523 tahanan lain yang akan dipotong setengah masa hukumannya.
Pembebasan itu dilakukan setelah panggilan berulang kali dari suku-suku Arab yang mendominasi sebagian besar wilayah yang dikelola oleh Kurdi, termasuk daerah dekat perbatasan Irak tempat ISIS melakukan aksi terakhir berdarah pada 2019.
Saat ini otoritas yang dijalankan oleh Kurdi telah mengoperasikan lebih dari dua lusin penjara yang tersebar di timur laut Suriah, dimana telah menampung sekitar 10.000 anggota ISIL. Diantara para tahanan tersebut, ada sekitar 2.000 orang yang ditolak oleh negaranya sendiri untuk memulangkan mereka.
Kesepakatan itu juga dapat meningkatkan kerja sama yang melelahkan antara pasukan Kurdi dan suku-suku Arab yang merupakan bagian signifikan dari aliansi militer yang mengendalikan daerah tersebut. (AA)