Kantor Media Internasional di Gaza Jadi Sasaran Rudal, Israel Tuduh Jurnalis Jadi Tameng Hamas

Pada Sabtu (15/5/2021) Israel meluncurkan serangan udara yang menghancurkan gedung Al-Jalaa di Gaza. Diketahui gedung setinggi 12 lantai tersebut merupakan kantor sejumlah media asing, seperti Associated Press (AP) dan Al Jazeera.

Dikutip dari apnews.com, Israel melalui Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengatakan serangan itu dilakukan karena gedung itu diklaim juga menjadi kantor intelejen militer Hamas.

Image by hosny salah from Pixabay

 

Al Jazeera melalui pejabat direkturnya telah mengutuk serangan itu dengan menyerukan agar semua media dan lembaga Hak Asasi Manusia untuk bergabung mengecam tindakan Israel serta meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel atas tindakannya yang menargetkan jurnalis tersebut

Sementara itu, Presiden dan CEO AP, Gary Pruit dalam pernyataan resminya mengaku kaget dengan adanya serangan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa sejumlah karyawan dan jurnalis AP yang berada di gedung itu telah dievakuasi dengan aman. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Israel telah menuduh Hamas menggunakan jurnalis sebagai tameng, namun tidak ada bukti yang mendukung atas tuduhannya tersebut. 

Baca juga  Serahkan Hasil Donasi ke MUI, Selebgram Fadil Jaidi Bantu Pembangunan Rumah Sakit di Palestina

Sejalan dengan hal itu,  Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan juga belum mendapat bukti yang mendukung klaim Israel tentang operasi Hamas di gedung yang menjadi tempat tinggal dan kantor media – termasuk Al Jazeera dan The Associated Press – tersebut. Melalui pernyataannya Blinken juga mendesak Israel untuk membenarkan serangan yang kurang ajarnya itu.

Menanggapi insiden yang dilakukan Israel, sejumlah organisasi kemanusiaan juga mendesak Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki apakah serangan udara yang dilakukan Israel terhadap gedung yang menjadi kantor media di Gaza merupakan kejahatan perang.

Baca juga  Dukung UMKM Kuliner, Mondelez Indonesia Tingkatkan Kualitas Pangan

Dikutip dari laman Aljazeera.com, Saleh Hijazi, seorang wakil direktur regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty International, mengatakan bahwa Israel berusaha menyembunyikan apa yang dilakukannya di Gaza dan kepada orang-orang Gaza. Hal ini mengindikasi adanya tujuan dari kejahatan ini adalah untuk membungkam media dan menyembunyikan penderitaan rakyat Gaza. 

Editor utama The Associated Press, Sally Buzbee juga menyerukan diadakannya penyelidikan independen terhadap serangan udara Israel, dengan mengatakan bahwa publik berhak mengetahui fakta sebenarnya.

“Kami mendengar bahwa Israel memiliki bukti, tapi kami tidak tahu apa bukti itu. Kami mendukung penyelidikan independen terkait apa yang terjadi, sehingga dunia akan lebih tahu,” ujar Buzbee.

(CD)

Translate »