Film joker yang merupakan remake dari film sebelumnya tayang di Indonesia pada 2 Oktober 2019. Bersamaan dengan bulan perayaan Hari Kesehatan Mental Dunia pada 10 Oktober 2019.
Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia, kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika hati dalam keadaan tenang dan damai, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan bisa menjalani tantangan hidup.
Pada tahun 2018, terdata penyakit Skizofrenia atau psikosis ada 7 dari 1000 orang. Sementara prevalensi gangguan mental emosional pada remaja lebih dari 15 tahun ada di angka 9,8%. Angka ini meningkat 6% dari tahun 2013. Hal ini berrhubungan dengan gangguan mental yang tidak mampu lagi dibendung, sehingga tidak sedikit yang melakukan bunuh diri. Menurut WHO (Organisasi kesehatan Dunia) setiap tahunnya 800,000 orang mati bunuh diri atau setidaknya satu orang mati setiap 40 detik karena bunuh diri.
Tayang Film Joker, yang isinya tentang komedi tragis kehidupan seseorang yang menderita sehingga menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) melakukan kejahatan. Itu mengiringi banyak opini dari berbagai media tentang pelaku dan korban. Joker atau Arthur adalah seorang yang menjadi korban bully, fitnah, tidak didukung lingkungan yang kemudian menjadi ODGJ berbahaya.
Padahal, ODGJ sendiri lebih sering menjadi korban dari lingkungannya. Namun di Film tersebut Arthur menjadi jahat yang diimana pelaku kriminal justru jarang memiliki gangguan jiwa, kalaupun ada angkanya hanya 4%.
Stigma yang dibuat berbagai netizen pun dicocoklogikannya “orang jahat adalah orang yang baik yang disakiti”
Banyak opini yang dibuat dengan kesimpulan tidak nyata, mendiagnosis hanya karena satu tokoh (Joker) mereka merasa hidupnya sama. Padahal stigma bahaya ini harus di hilangkan. Pembalasan bukanlah hal yang tepat, namun di film Joker anda akan menyaksikan bahwa pembalasan merupaka hal yang “wajar” Scarflover harus bijak dalam menerima hiburan yang satu ini.
Namun, walaupun angka dari ODGJ melakukan kriminal hanya 4% dan sekecil apapun populasinya itu tetap harus diperhatikan dan dipedulikan, Joker merupakan salah satu contoh korban dari pengarang yang peduli akan Kesehatan Mental sekecil apapun. Yang perlu Anda lakukan adalah menciptakan jiwa tenang dan jadilah bahagia. Memberikan aksi positif dan menjauhi lingkungan yang tidak baik. Scarflover juga bisa menceritakan ke orang terdekat, psikologis atau psikiater tentang masalah Scarflover.
“Health does not always come from medicine. Most of the time. It comes from peace of mine, peace in the heart, peace in the soul. It comes from laughter and love”.
(Penulis: ZK)