Berbanggalah kita, bahwasanya Indonesia turut berpartisipasi mengenalkan kekayaaan obat-obatan herbal asal Indonesia pada ajang The 2nd China Traditional Chinese Medicine Industry Expo di Kota Longxi, Provinsi Gansu, China. Ajang tersebut dilaksanakan pada tanggal 22 – 24 Agustus 2019. Beberapa pihak dari Indonesia yang turut berpartisipasi ialah Dr. Ir. Penny K. Lukito, selaku Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang juga menjadi salah satu pembicara di acara tersebut. Dalam topik yang dibicarakan oleh Bapak Dr. Ir. Penny K, beliau menyuarakan juga pentingnya untuk memperkuat kolaborasi antara obat-obatan tradisional Indonesia dengan Tiongkok.
Kita tahu bahwa Indonesia dan China pun berpotensi sangat besar dalam pengembangan obatan-obatan tradisional. Terdapat 300 dari 30 ribu lebih jenis tanaman serta hewan di Indonesia diproduksi sebagai jamu dan obat tradisional sejak zaman nenek moyang.
Listyowati selaku Wakil Duta Besar RI untuk China mengatakan “kedua negara tersebut diberkahi dengan ramuan tradisional, termasuk rempah-rempah yang beraneka ragam.” Dengan aktifnya Indonesia mengikuti ajang seperti ini secara tidak langsung Indonesia mempromosikan pengobatan tradisional yang dimiliknya di mata dunia.
Tidak hanya sekedar pameran saja, ternyata Indonesia dan China pun menandatangani kontrak kerja sama untuk saling mempromosikan obat-obatan tradisional. Efek samping dari jamu dan obat tradisional dibenak masyarakat, dinilai lebih bagus serta tidak memiliki efek samping bagi tubuh. Oleh karena itu, jamu dan obat tradisional banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Adapun beberapa rempah-rempah yang biasanya dijadikan obat serta ramuan tradisional seperti kunyit, jahe, kencur, dan temulawak.
(Penulis: DA)