Demi lebih menaikkan literasi masyarakat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengikuti pencalonan sebagai UNESCO World Book City (WBC) atau UNESCO Kota Buku Dunia pada 2023 dengan mengusung tagline Eja.kar.ta Everybody’s Reading.
Ikut pencalonan tersebut dilakukan karena melihat adanya kenaikan literasi warga. Hal tersebut dipaparkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Melansir laman PPID Jakarta, Hingga 2020, tercatat 19 persen penerbit di Indonesia berada di Jakarta dan telah mendaftarkan 14.906 ISBN. Jakarta juga berkontribusi pada 25 persen koleksi digital nasional.
Angka ini cukup signifikan dalam menempatkan Indonesia sebagai negara paling produktif dalam industri penerbitan di Asia Tenggara pada 2019. Dalam kegiatan literasi, Jakarta juga menjadi tempat penyelenggaraan sejumlah acara seperti Indonesia International Book Fair (IIBF), Jakarta International Literary Festival (JILF), dan Jakarta Content Week (Jaktent).
Anies Baswedan mengatakan bahwa telah mendirikan banyak titik yang menyediakan buku agar masyarakat bisa lebih mudah membaca buku. Membaca buku, menurut Anies dapat membangun imajinasi melalui kata jadi kalimat.
“Jakarta adalah tempat penyemaian yang baik bagi kemerdekaan Indonesia yang dari imajinasi. Berdasarkan aspek sejarah dan keterkaitannya dengan literasi dan perbukuan ini, Jakarta mengajukan diri menjadi Kota Buku Dunia dan juga akan mengajukan proposal sebagai Kota Sastra. Jakarta sangat siap untuk menyambut keduanya,” ujarnya.
Bicara soal peningkatan literasi, Jakarta tidak hanya mengikuti pencalonan UNESCO saja, tapi juga hal lainnya seperti salah satunya pencalonan untuk menjadi City of Literature 2021.