Israel dan Hamas telah menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri konflik 11 hari yang telah menewaskan sedikitnya 230 warga Palestina dan 12 warga Israel. Gencatan senjata sendiri dapat diartikan sebagai keharusan perintah untuk menghentikan pertempuran.
Kabinet Israel melalui Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, mengumumkan pada Kamis malam, bahwa kabinet keamanannya telah memberikan suara bulat menerima proposal Mesir untuk mendukung gencatan senjata dengan kelompok militer Hamas. Namun, pernyataan Israel tidak menyebutkan kapan gencatan senjata akan mulai berlaku.
Sedangkan kelompok Hamas mengkonfirmasi gencatan senjata mulai berlaku Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 waktu setempat. Masyarakat merayakan gencatan senjata ini dengan tumpah ruah turun ke jalan sambil membunyikan klakson mobil dan mengibarkan bendera Palestina pada Jumat dini hari.
Awal mula mengemukanya kabar kesepakatan gencatan senjata ini terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyerukan, “penurunan yang signifikan”, atas konflik di Jalur Gaza ke Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Desakan dari Presiden Amerika itu terjadi di tengah tawaran mediasi oleh Mesir, Qatar dan PBB.
Sesaat setelah pengumuman gencatan senjata, Joe Biden, dalam pidatonya di Gedung Putih mengungkapkan belasungkawanya yang tulus kepada semua keluarga Israel dan Palestina, yang telah kehilangan orang yang dicintai dalam pertempuran itu. Ia menyebut apa yang terjadi selama 11 hari merupakan hal yang tragis. Biden juga membahas mengenai bantuan rekonstruksi untuk Gaza yang akan diberikan dalam kemitraan dengan Otoritas Palestina.
(CD)