Sepeninggal bulan suci Ramadan, umat Muslim disunnahkan melaksanakan puasa masyru’ (disyariatkan) yaitu pada bulan Syawal. Anjuran itu berdasarkan pada hadis berikut ini.
“Thalhah Ibn ‘Ubaidillah mengatakan: Seorang lelaki dari penduduk Najd datang kepada Rasulullah SAW dengan rambut meremang, tidak terdengar gema suaranya dan tidak diketahui apa yang ia katakan sampai ia mendekat, kemudian ternyata ia bertanya tentang Islam. Rasulullah SAW menjawab: Lima shalat sehari semalam. Lalu ia bertanya lagi: Apakah ada kewajiban lain atas saya selain itu? Rasulullah SAW menjawab: Tidak, kecuali engkau kerjakan amalan sunnah, kemudian beliau menjelaskan lagi: dan puasa Ramadhan. Orang itu bertanya lagi: Apakah ada kewajiban lain atasku selain (puasa Ramadhan) itu? Beliau menjawab: Tidak ada, kecuali engkau kerjakan amalan sunnah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lebih lanjut, beberapa keutamaan melaksanakan puasa sunnah menurut anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Asep Shalahuddin, di antaranya:
1. Puasa sunnah merupakan perisai dari api neraka
“Dari Abi Sa’id al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Malaikat selalu bershalawat atas orang yang berpuasa
“Nabi SAW. bersabda: Sesungguhnya orang berpuasa apabila ada perjamuan makan padanya, maka malaikat akan memberi shalawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai, atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad-Darimiy).
3. Puasa sunnah dapat menghapus dosa
“Dari Abi Qatadah, dari Nabi SAW (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ada seseorang bertanya kepada Nabi SAW, bagaimana pendapat Anda tentang puasa Arafah? Nabi menjawab: Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa. Kemudian orang tadi bertanya lagi: Bagaimana tentang puasa Asyura’? Nabi SAW menjawab: Puasa Asyura’ dapat menghapus dosa yang telah lalu.” (HR. Ahmad).