Overthinking merupakan istilah dari perilaku seseorang dalam memikirkan segala sesuatu dengan berlebihan dimulai dari masalah sepele sampai trauma yang pernah terjadi di masa lalu.
Berdasarkan riset, banyak orang yang menganggap overthinking adalah sebagai hal yang wajar yang mana dapat membantu overthinker untuk memahami keadaan dari banyak sudut pandang. Namun overthinking tidak membuat masalah menjadi lebih ringan dan justru dampaknya bahaya untuk kesehatan kedepannya, Scarf Lover.
Berikut adalah dampak dari kebiasaan overthinking berdasarkan jurnal psikologi.
1. Overthinking meningkatkan risiko gangguan mental
Berdasarkan Jurnal of Abnormal Psychology, kebiasaan overthinking dapat meningkatkan risiko pada gangguan mental, dan bahkan dapat membuat Anda tidak bisa mencari jalan keluar, karena hanya berputar memikirkan masalah tersebut tanpa berusaha mencari solusi. Si overthinker umumnya selalu merasa cemas karena pikirannya sendiri, merasa terjebak dalam pemikirannya sendiri karena membuat permasalahan yang sederhana menjadi rumit.
Berdasarkan jurnal Rethinking Rumination, Perspectives on Psychological Science jugaa menyebutkan jika terlalu sering merenung atau memikirkan sesuatu dapat memperburuk depresi dan meningkatkan pemikiran negatif.
2. Gangguan kesehatan fisik
Dilansir dari laman The Health Site, dampak buruk dari kebiasaan overthinking juga mengacu pada kesehatan fisik lho, Scarf Lover. Diantaranya seperti merusak otak, sangat jelas dampak dari pemikiran yang berlebihan dan stres adalah otak. Selain itu, merangsang keluarnya hormon kortisol pada tubuh. Yang mana hormon kortisol ini berpotensi merusak sel otak yang berada di hipokampus, dan hal tersebut berisiko mengubah struktur dan konektivitas otak.
Selain dapat merusak otak, juga dapat mengganggu sistem pencernaan. Seperti gangguan radang pada lambung, sindrom iritasi perut, sekresi lambung, bahkan dapat memicu perubahan mikribiota pada perut. Dan kebiasaan overthinking ini juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kulit. Salah satu sakit kulit yang diakibatkan stres yakni psoriasis, penyebabnya karena melemahnya metabolisme tubuh yang terlalu banyak pikiran dan ruminasi. Penyakit lainnya seperti dermatitis atopik, pruritus, alopesia, areata, dan dermatitis seboroik, juga dapat muncul akibat pengaruh stres.
3. Gangguan tidur
Dokter Umum Indah Citra Handayani pernah mengatakan jika overthinking ini dapat menyebabkan gangguan tidur, perilaku, emosi, dan pikiran persepsi. Overthinking bisa membuat seseorang menjadi bersemangat, yang mana hal tersebut membuat Anda susah untuk tidur, dan kondisi ini juga bisa membuat Anda merasa kelelahan.
Susan Nolen-Hoeksema yang merupakan seorang professor psikologi Amerika di Universitas Yale mengatakan jika para overthinker yang perasaan dan pemikirannya tentang kehilangan akan bertahan lebih lama. Orang-orang menjadi lelah, bahkan kesal, dengan terlalu banyak berpikir tentang kehilangan dan pada akhirnya akan meledak pada orang yang terlalu banyak berpikir maka lebih baik mengekspresikan kemarahan dan frustrasi daripada simpati dan perhatian.
(DE)