Untuk bisa mendapatkan dana hibah pariwisata 2020, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) meminta para pelaku industri hotel dan restoran untuk memahami kriteria serta mekanismenya.
Dana hibah pariwisata merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional yang digagas oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Tentunya, program ini sangat bermanfaat di tengah pandemi karena ada banyak sekali penurunan pendapatan asli daerah dari sektor industri hotel dan restoran.
“Untuk memanfaatkan program ini, para pelaku industri hotel dan restoran perlu memahami kriteria dan mekanisme dalam memperoleh dana hibah pariwisata ini,” tutur Wishnutama Kusubandio, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Adapun kriteria daerah yang akan menerima hibah pariwisata adalah beroperasi di wilayah yang tercakup dalam 10 Destinasi Super Prioritas (DSP), 5 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), Ibu Kota Provinsi, Destinasi Branding, Daerah dengan Realisasi Pajak Hotel dan Restoran minimal 15 persen dari total PAD Tahun anggaran 2019, dan Daerah yang termasuk 100 Calender of Event (COE). Kriteria tersebut berdasarkan keputusan Menparekraf Nomor KM/704/PL/07.02/M-K/2020.
Adapun total dana untuk pemberian hibah pariwisata sebesar Rp3,3 triliun yang nantinya akan diberikan kepada pemerintah daerah sebesar 70 persen yang kemudian dialokasikan langsung pada industri restoran dan hotel. Untuk 30 persen sisanya akan digunakan oleh pemerintah daerah untuk menangani pandemi Covid-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Tentunya dana yang akan diberikan akan disalurkan melalui pemerintah daerah itu sendiri sehingga akan menjadi wewenangnya, dari mulai pendaftaran sampai pengumuman. Untuk itu lah para pelaku industri hotel dan restoran diminta untuk menghubungi pemerintah untuk dapat informasi lebih lanjut. (AA)
