Hawa Segar Busana Muslim Indonesia Masuk Pasar Arab Saudi

Indonesia Fashion Night 2025 persembahan KR

Arab Saudi menjadi pasar yang tepat untuk dijejali busana muslim Indonesia. Kenapa? Banyak faktor  yang membuat Arab Saudi adalah pasar empuk untuk Indonesia bisa menjadi pemain utama di industry fashion, salah satunya karena kebutuhan pakaian tertutup di sana banyak dibutuhkan, daya beli yang tinggi dan keterbartasan material yang ada membuat Arab Saudi banyak mengimpor pakaian terutama dari China dan Eropa. Hal ini menjadi landasan utama bagi Indonesia Fashion Night  bertajuk Noesa Birama , yang digagas oleh Kedutaan Republik Indonesia di Riyadh dihadirkan untuk bisa membuka banyak peluang bagi designer brand muslim Indonesia bisa masuk ke pasar Arab Saudi.

Visi Arab Saudi 2030 untuk menjadikan negaranya menjadi lebih inklusif tanpa meninggalkan nilai budaya dan keIslaman, ini menjadi peluang bagi Indonsia untuk memperkenalkan dan mempromosikan secara konsisten busana Muslimah ke Arab Saudi, demikian disampaikan oleh Pof Yusuf Arifin  selaku Minister Counselor KBRI Riyadh. Inisiatif ini muncul juga dengan melihat data produksi dan konsumsi fashion dunia yang begitu besar, dan Indonesia ada dalam rangkaian ekosistem tersebut, sehingga peluang untuk bisa menjadi pemasok fashion ke Arab Saudi bukan hal yang tidak mungkin, ucap Sugiri Suparwan, Deputy Chief of Mission KBRI Riyadh

Di tahun pertama Indonesia Fashion Night, menghadirkan 9 designer Indonesia bekerjasama dengan Indonesia Fashion Chamber, mereka adalah Deden Siswanto, Irmasari Joedawinata, Oewi Wahyono, Yani Halim, Adelina, Nina M Nata, Opie Ovie, Rinna Suri, dan Karina Rozy. 9 Designer tersebut diwajibkan mengolah wastra kedalam koleksinya masing-masing “ Saya membawa tenun Gedok Tuban dan tenun ulu Tasikmalaya  yang dijadikan look modern dengan beberapa detail handmade menjadi ornamen dari koleksi Hidden. Koleksi ini bercerita tentang kerusakan di muka bumi “ , Hal itu disampaikan Irmasari Joedawinata. Sementara Deden Siswanto yang menjadi Male Desiger satu satunya dari Indonesia, menegaskan dalam pagelaran Noesa Birama mengharapkan menjadi peluang memperkenalkan wastra Indonesia bisa menjadi busana muslim yang berbeda dan diterima di pasar Arab Saudi. Koleksinya selalu konsisten dengan layer, kimono dan siluet tegas yang kali ini didominasi warna marun.

Baca juga  Manis, Setiap Detail Koleksi Kamiidea Untuk Fashion Link JFW 2022

Design yang ditampilkan oleh seluruh designer selain menampilan design signature masing-masing , juga tetap mengakomodir ragam abaya yang dimodifikasi dengan wastra. Designer Opie Ovie percaya diri dengan ornamen batik Sekarnitik yang diberi nama “Kelana Biru Abadi” . Motif nitik dengan warna biru eletrik menjadi daya tarik tersendiri bagi koleksi yang ditampilkanya. Sementara designer Rinna Suri percaya diri dengan beragam design kimono dengan warna warna pastel pink dan juga marun. Designer Yani Halim berani memunculkan warna hijau yang menyegarkan mata, sementara koleksi Adelina cukup kental dengan warna putih dengan aksen swarowski sehingga kesan elegan dan mewah sangat terlihat. Designer yang malam itu menampilkan batik dengan motif bunga colorful adalah Oewi Wahyono. Oewi cukup berani mengolah batik motif tersebut menjadi dress, outer ditambah aksen gold sebagai pemanis.

Designer muda Karina Rozy yang dikenal dengan look syar’i nya, menampilkan dress berbahan silk dengan warna mauve, lilac dengan print bunga detail laset cut dan dipadukan dengan songket dari Sumatera Barat. Sementara Nina M Nata , Designer  Indonesia yang sudah menetap di Riyadh menampilkan koleksi Abaya dan dress hitam yang sangat dekat dengan keseharian busana Arab Saudi, namun dipadukan dengan songket berwana Marun dengan benang emas, kesan mewah sangat terlihat dari koleksinya kali ini.

Baca juga  Yuk Intip Gaya Modest Edgy dan Elegan dari Koleksi KAYO by Fey Kayo di Jakarta Fashion Trend 2023
9 Desainer Indonesia
Image by: Algit Cakra Pratama

Dari seluruh koleksi designer yang ditampilkan , diharapkan bisa membuka perspektif fashion baru bagi pasar di Arab Saudi yang saat ini sangat Eurocentrism menjadi Indonesia Centrism. Mereka bisa terbuka bahwa perkembangan fashion Indoensia sudah sangat maju dan tidak kalah dengan Eropa, begitu menurut  Taruna yang hadir mewakili Indonesia Fashion Chamber. Sejalan dengan itu, tamu yang hadir mayoritas dari komunitas fashion di Arab Saudi mulai dari buyers, dosen fashion, mahasiswa fashion dan berbagai stakeholders fashion di Arab Saudi yang sangat antusias dan mengapresiasi positif kegiatan ini, mereka berharap event ini bisa dihadirkan setiap tahun. Acara yang dilakukan di Cutural Palace, Diplomatic Quarter Riyadh ditutup dengan private viewing seluruh koleksi designers sambil menikmati ragam kudapan khas Indonesia mulai dari kue Pukis, Gule Kambing, Kopi Khas Indonesia dan Mie Instant yang memiliki banyak fans di Arab Saudi yaitu Indomie. Perjalanan Indonesia Fashion Night di awal tahun 2025 seolah menjadi hawa segar bagi industri busana muslim Indonesia. Semoga kegiatan seperti ini bukan hanya hadir di Riyadh tapi bisa diduplikasi di negara negara lain yang memiliki potensi untuk bisa mendorong ekspor busana muslim Indonesia ke mancanegara.

Liputan khusus : Temi Sumarlin dari Indonesia Fashion Night Riyadh

Translate »