Terjadi sebuah guguran lava di Gunung Merapi yang mengagetkan warga Yogyakarta. Karena terdengar suara riuh, alhasil, seketika membuat warga menjadi panik.
Guguran lava tersebut terjadi pada hari Minggu, 8 November 2020 sebanyak dua kali, yakni pada pukul 08.32 WIB dan 12.50 WIB, keduanya mengarah ke arah barat.
“Aktivitas kegempaan hari ini masih cukup tinggi dengan ditandai hari ini sudah terjadi dua kali guguran yang mengarah barat laut sama barat daya. Untuk yang ke arah barat laut dengan jarak 750 dengan sumbernya ada di lava 1948. Yang siang ini guguran teramati ke hulu Kali Sat dengan dengan jarak luncur kurang lebih 3 km,” ujar Yulianto, petugas pengamat di Pos PGM Babadan mengutip detik.com.
Menurut Hanik Humaida, sebagai Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menuturkan bahwa guguran lava tersebut sebenarnya normal terjadi. Terutama pada saat Gunung Merapi tengah mengalami kenaikan aktivitas.
Melansir dari berbagai sumber, saat ini, Gunung Merapi berstatus siaga. Namun sayangnya, jalur yang akan dibuat untuk evakuasi tengah mengalami kerusakan sejak 2010 dan belum diperbaiki.
“Kami tidak tahu kenapa belum diperbaiki, tapi yang jelas kami punya permintaan dan sudah kami sampaikan. tapi kalau realisasinya tergantung mereka (pemerintah),” ujar Sarwanto mengutip CNNindonesia.com.
Aktivitas Gunung Merapi saat ini masih dalam proses pemantauan. Akan tetapi, belum ada perubahan dari yang sebelumnya berstatus siaga.
(AA)