Google Doodle hari ini merayakan ulang tahun ke-112 Rasuna Said. Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir Maninjau, Agam, Sumatera Barat pada 14 September 1910 dan wafat pada 2 November 1965.
Rasuna Said merupakan pahlawan nasional Indonesia – perempuan kesembilan yang menerima kehormatan. Beliau sosok yang sangat berpengaruh pada isu-isu sosial, terutama hak-hak perempuan, dan seorang guru.
Pada tahun 1926, Rasuna diundang untuk bergabung dengan Sarekat Rakyat, atau Gerakan Rakyat diikuti oleh Gerakan Islam pada tahun 1930, yang membawanya untuk menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang kritis terhadap kolonialisme Belanda dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Pada tahun 1931, Rasuna pindah ke Padang untuk meluncurkan divisi perempuan di PERMI. Fokusnya adalah membuka sekolah sastra untuk perempuan di seluruh Sumatera Barat. Pada tahun 1932, Rasuna ditangkap karena berbicara menentang kekuasaan Belanda. Ribuan orang menghadiri persidangannya di Payakumbuh pada tahun 1932.
Pada usia 24 tahun, setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1934, Rasuna memulai karir jurnalistiknya dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya. Selama beberapa tahun berikutnya, dia membuka lebih banyak sekolah bagi anak perempuan dan berbicara atas nama kelompok Muslimah yang tak terhitung jumlahnya.
Rasuna Said dikenal dengan tulisan-tulisannya yang tajam. Pada tahun 1935 Rasuna menjadi pemimpin redaksi majalah Raya. Majalah ini dikenal radikal, bahkan tercatat menjadi tonggak perlawanan di Sumatra Barat.
Pada tahun 1945, setelah bekerja tanpa lelah untuk menanamkan nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui tulisannya, Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Pada tahun 1974, Rasuna dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasa-jasanya.