Fatimah binti Abbas, Ulama Muslimah Berpengaruh Dalam Sejarah Islam

Syekhah Fatimah binti Abbas menjadi ulama perempuan berpengaruh seantero kota Baghdad. Beliau selalu siap memberikan arahan kepada orang yang belajar padanya.

Melansir dari NU Online, Syekh Salahuddin as-Shafadi dalam kitabnya menengarai bahwa ia dilahirkan pada abad keenam hijriah. Pendakwah Wanita yang Luluhkan Hati Syekh Salahuddin as-Shafadi dalam salah satu kitabnya pernah mengungkap sejarah wanita hebat yang satu ini.

“(Syekhah Fatimah) adalah wanita yang menaiki mimbar, memberi nasihat pada wanita, maka tumbuh (takwa) karena nasihatnya, para jamaah wanita mengambil manfaat dengan nasihatnya, bahkan hati mereka menjadi lunak untuk melakukan ketaatan setelah sebelumnya keras.”(Shalahuddin as-Shafadi, A’yanu al-‘Ushr wa A’wanu an-Nashr, [Beirut, Darul Fikr: 1998], juz II, halaman 170).

Baca juga  Seniman Muslimah Azra Khamissa Ciptakan Sepatu Adidas Edisi Henna
Image : Freepik

Keyakinannya sejak dahulu, bahwa wanita juga memiliki peran di balik perkembangan Islam benar-benar terwujud.

“(Fatimah) mengetahui (memahami) fiqih serta cabang-cabangnya yang dalam, serta permasalahannya yang rumit, yang pembahasannya berputar di antara majaz dan hakikat.” (as-Shafadi, 1998 M: II/170).

Kedalamannya dalam penguasaan ilmu fiqih, tentu tidak membuatnya gentar untuk menaiki mimbar-mimbar dalam rangka memberi nasihat kepada para jamaah. Namun, para ulama di masa itu tentu khawatir perihal perbuatan Fatimah tersebut, di antaranya Ibnu Taimiyah.

Dalam suatu kisah, Ibnu Taimiyah hendak melarang Syekhah Fatimah agar tidak naik mimbar untuk memberi nasihat, cukup sebatas majelis biasa saja. Namun, sebelum keinginan itu disampaikan, Ibnu Taimiyah bermimpi didatangi Rasulullah,

Baca juga  Jaminan Surga Bagi Orang Tua yang Mendidik Anak dengan Baik

“Aku (Ibnu Taimiyah) bermimpi melihat Nabi Muhammad dalam tidurnya. Kemudian ia menanyakan wanita tersebut (Fatimah), maka Rasulullah menjawab: wanita salehah.” (as-Shafadi, 1998 M: II/170).

Setelah kejadian itu, Ibnu Taimiyah tidak pernah berkomentar perihal Syekhah Fatimah. Ia sangat sadar bahwa Fatimah bukanlah wanita sembarangan yang menaiki mimbar hanya untuk mendapatkan popularitas.

Tepat pada tahun 714 Hijriah, Syekhah Fatimah mengembuskan nafas terakhir di kota Kairo.

Translate »