Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) buka suara soal temuan Dewan Konsumen Thailand (TCC) terkait anggur Shine Muscat yang mengandung residu kimia berbahaya dan melampaui batas hukum.
Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), Taruna Ikrar, saat ini pihaknya dan beberapa Kementerian/Lembaga lain tengah melakukan uji sampel di untuk memastikan bahwa buah anggur impor yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Berdasarkan data yang diperoleh, BPOM menegaskan bahwa anggur Shine Muscat yang beredar di pasaran masih tergolong aman. Namun, BPOM masih terus mendalami mengingat ada sejumlah poin terkait uji sampel yang masih belum dilaporkan.
Anggur Muscat yang dikenal sebagai salah satu varietas anggur tertua di dunia dan kini menjadi favorit di kalangan masyarakat menjadi anggur premium yang banyak dicari. Namun, kontroversi muncul ketika Thailand melarang peredaran anggur Shine Muscat dari Cina karena diklaim mengandung bahan kimia berbahaya seperti klorpirifos.
Di Indonesia, anggur Shine Muscat mudah ditemukan di berbagai gerai dengan harga mulai dari Rp 98.368 per 1,16 kilogram. Meskipun ada perdebatan mengenai keamanannya, anggur Muscat tetap menawarkan gizi yang baik, mengandung 124 kalori dan 7,84 gram karbohidrat per 150 mililiter.
Selain itu, anggur muscat bermanfaat untuk sirkulasi darah dan pencernaan. Dengan rasa manis yang seimbang dengan sedikit asam, anggur ini menjadi bahan baku untuk berbagai minuman seperti sparkling wine dan sherry.
Varietas Muscat, yang berasal dari Mediterania dan telah ada sejak 3.000 tahun yang lalu, sangat rentan terhadap perubahan iklim, memerlukan kondisi lembab dan suhu rendah agar dapat tumbuh dengan optimal.