Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyoroti bagaimana sikap dunia terlalu lamban dalam menangani serta menghadapi Israel. Ia mempertanyakan kredibilitas komunitas internasional karena dianggap tidak dapat mengambil tindakan efektif untuk menghadapi sikap keras kepala Israel dan pendudukan terus-menerus atas tanah Palestina dan Arab.
Melansir Al Jazeera, lewat video pidato yang ia sampaikan pada sesi ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Emir mempertanyakan mempertanyakan peran negara dan organisasi karena gagal menegakkan resolusi terhadap berlanjutnya pendudukan Israel di wilayah Palestina dan perluasan pembangunan permukiman.
“Komunitas internasional bersiaga, tidak dapat mengambil tindakan efektif apa pun untuk menghadapi sikap keras kepala Israel, pendudukan terus-menerus atas tanah Palestina dan Arab, pemberlakuan pengepungan yang mencekik di Jalur Gaza, [dan] kebijakan permukiman yang meluas, antara lain,” dia berkata.
Dia mengatakan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran yang cukup mencolok terhadap resolusi internasional dan solusi dua negara yang disepakati oleh komunitas internasional
“Perdamaian hanya dapat dicapai jika Israel berkomitmen penuh pada kerangka acuan dan resolusi internasional yang diterima oleh negara-negara Arab dan yang menjadi dasar dari Inisiatif Perdamaian Arab,” ujarnya.
Adapun Arab Saudi pada tahun 2002 mengajukan sebuah Inisiatif Perdamaian Arab yang bertujuan untuk menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan untuk diakhirinya pendudukan wilayah Palestina.
Inisiatif Perdamaian Arab adalah rencana yang diajukan oleh Arab Saudi pada tahun 2002 yang menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan untuk diakhirinya pendudukan wilayah Palestina serta membiarkan Palestina membentuk sebuah negara dengan Yerusalem Timur sebagai Ibukota. Hal tersebut sekaligus solusi yang adil bagi pengungsi Palestina.
Menurut penguasa Qatar, saat ini memang Israel sedang mencoba untuk menghindari parameter tersebut serta pengaturan apapun yang tidak memperhitungkan faktor-faktor yang tidak akan pernah mencapai perdamaian.
“Kegagalan untuk menemukan solusi yang adil untuk perjuangan Palestina, permukiman Israel yang berkelanjutan, dan memaksakan kenyataan di lapangan tanpa adanya penghalang. Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan terbesar tentang kredibilitas komunitas internasional dan lembaganya,” ujar emir.
Selain itu, Emir juga mengatakan kepada komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, untuk memikul tanggung jawab untuk bisa menangani Israel agar bisa memaksanya untuk mencabut pengepungan di Jalur Gaza, serta mengembalikan proses perdamaian ke jalurnya melalui negosiasi yang kredibel berdasarkan resolusi internasional dan bukan pada memaksa.
(AA)