COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus, SARS-CoV-2. Ini sering dikaitkan dengan gejala pernapasan, seperti batuk dan sesak napas. Namun, COVID-19 juga dapat berdampak pada bagian tubuh lainnya. Gejala pencernaan, neurologis, dan kardiovaskular juga dapat terjadi.
Vaksinasi COVID-19 juga dikaitkan dengan perubahan menstruasi. Namun, penelitian belum secara langsung menghubungkan perubahan ini dengan vaksin COVID-19. Faktanya, penelitian tentang bagaimana vaksin dapat mempengaruhi menstruasi umumnya masih kurang.
Melansir dari healthline, menemukan bahwa lapisan rahim (endometrium) kemungkinan aman dari infeksi langsung oleh virus corona baru. Ini karena ia memiliki tingkat ACE2 yang lebih rendah, reseptor yang diikat oleh virus corona baru, sepanjang siklus menstruasi
Wawasan tentang COVID-19 dan menstruasi
Perubahan volume menstruasi ditemukan pada 45 dari 177 orang (25 persen). Dari 45 orang ini, 36 mengalami periode yang lebih ringan secara signifikan sementara 9 memiliki periode yang lebih berat secara signifikan.
Orang yang terpapar COVID-19 memiliki siklus menstruasi yang lebih lama dari 37 hari. Para peneliti menemukan bahwa 34 persen orang dengan penyakit parah memiliki siklus panjang, dibandingkan dengan 19 persen orang dengan penyakit ringan. Sebagian besar mengalami siklus yang lebih panjang dari biasanya selama sakit, meskipun beberapa memiliki siklus yang lebih pendek.
Apakah ada efek samping setelah vaksin COVID-19?
Ada kemungkinan Anda akan mengalami efek samping berikut setelah menerima vaksin COVID-19:
- rasa sakit, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan
- kelelahan
- sakit dan nyeri
- sakit kepala
- demam
- panas dingin
- mual
Efek samping yang kurang umum dari vaksin COVID-19 adalah reaksi alergi yang parah. Ini biasanya terjadi tidak lama setelah menerima vaksin.
Scarflover ingatlah bahwa banyak kondisi yang dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi. Stres, baik fisik maupun psikologis, juga dapat memainkan peran besar.
(DT)