Surah Ar-Rahman terdiri dari 78 ayat dan termasuk surah ke-55 dalam Al-Qur’an yang mengandung makna begitu indah.
Melansir laman Muhammadiyah, Dekan Perikanan dan Kelautan Universitas Padjajaran (UNPAD), Yudi Nurul Ihsan menyakini dalam beberapa ayat di dalam Surah Ar-Rahman sejatinya merujuk kepada negeri tercinta, Indonesia. Hal itu diungkapkan dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah bertajuk, ‘Menjaga Kedaulatan NKRI’, pada Kamis (21/4/2022).
Yudi mengawalinya dari penjelasan ayat ke-17 yang artinya, “Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat.”
Lebih lanjut, merujuk pada penjelasan tafsir, dua timur diartikan sebagai dua kali matahari terbit dan dua barat dimaknai sebagai dua kali matahari terbenam. Dari perspektif ilmu bumi, makna ayat ini berarti daerah yang memiliki dua musim atau daerah tropis yang berada di sepanjang garis ekuator.
Akan tetapi, dari seluruh negara di sepanjang garis ekuator, hanya Indonesia saja yang menjadi titik pertemuan dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Berdasarkan fakta tersebut, Yudi berkeyakinan bahwa surah Ar-Rahman merujuk wilayah Indonesia sebagaimana ayat 19-20 Surah Ar-Rahman yang artinya, “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”
Menurut ilmu sains, dua samudera itu membawa arus yang bertemu di wilayah Indonesia yang mana dalam pergerakannya, arus itu membawa mineral, ikan-ikan dan kekayaan alam. Konsekuensi keadaan itu, sesuai dengan ayat selanjutnya, (ayat ke-22) yang artinya, “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.”
Selat Malaka merupakan selat terpadat di dunia. Kapal angkut dan kontainer yang menjulang tinggi, lantaran banyaknya muatan senantiasa berlalu-lalang di selat ini. Keadaan itu persis tergambarkan seperti dalam Surah Ar-Rahman ayat 24, yang artinya, “Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.”
“Maka negara ini akan sangat kaya dengan sumber daya mineral, sumberdaya ikannya, kandungan mineralnya dan tidak ada satu pun negara yang memiliki potensi besar seperti sumber daya alam negara yang kita miliki,” ujar Yudi.
Untuk itu, dia menerangkan agar kita selalu bersyukur atas amanah yang diberikan oleh Allah, sebagai bentuk pembelajaran dari ayat Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.