Kota Makkah sebelum masuknya Islam tidak lepas dari cerita panjang yang melatarbelakanginya. Dalam sejarahnya, sebelum kedatangan Islam kota Makkah dikenal dengan kehidupan masyarakat jahiliah. Yuk simak penjelasannya pada kajian Scarf Media bersama Terang Jakarta oleh Ustadz Abi Makki pada Sabtu, (16/12).
Kala itu, masyarakat Makkah gemar berfoya-foya, menyembah berhala, berjudi, minum khimar, hingga memandang rendah sosok wanita.
“Dahulu, Makkah dikatakan kota berhala pertama kali. Banyak berhala disana. Juga, wanita dianggap rendah. Jika ada seorang anak perempuan dilahirkan, maka hina dan aib makhluk tersebut,” jelas Ustadz Abi Makki.
Oleh karena kebodohannya itu, patung buatannya sendiri dianggap tuhannya. Anak perempuan sebagai penerus keturunannya dianggap rendah, tidak ada gunanya, dan bahkan mendatangkan rasa malu. Wanita termasuk ibunya sendiri dianggap sekedar sebagai harta dan boleh diwaris. Maka, harkat dan martabat manusia tidak dihargai.
Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki yang menghargai anak perempuan, jikamana ada terlahir anak perempuan maka diasuhnya. Lelaki tersebut bernama Zay bin Abbah. Saat itu, ia ingin sekali beribadah kepada Tuhan. Tapi, karena keterbatasan informasi yang didapatnya dan belum masuknya agama Islam di kota Makkah maka hingga akhir hayatnya ia belum memeluk agama Islam. Namum ia percaya Tuhan.