Bicara soal pandemi Covid-19, tentu akan selalu teringat dengan perjuangan para tenaga kesehatan untuk selalu merawat dan mengobati pasien yang tertular.
Namun, bagaimana cara para tenaga kesehatan menjaga kesehatan diri? Apalagi mengingat setiap hari mereka selalu melakukan kontak langsung kepada pasien.
“Awal-awal itu ada perasaan cemas, takut tertular Covid juga gitu. Namun dengan support dari rumah sakit dan masyarakat, kita menggunakan APD lengkap dan menjaga protokol kesehatan makanya kita dapat terhindar dari virus tersebut. Mudah-mudahan kedepannya tenaga kesehatan tidak ada yang terkena virus tersebut,” ujar Triandi Mirsal AMK, Perawat RS Pertamina lewat youtube BNPB.
Triandi juga menuturkan bahwa saat ini segala perlengkapan untuk tenaga kesehatan sudah semakin lengkap dibanding dengan pada saat awal pandemi.
Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F sebagai Kepala Rumah Sakit Bhayangkara berujar bahwa lingkungan sumah sakit bagi para tenaga kesehatan terlah menjaga fasilitas dengan sangat baik dengan persiapan Alat Perlindungan Diri (APD) dengan sangat lengkap steril.
“Gunakan masker N95. Periksa kerapatannya dan kacamata benar-benar menutup semua dua bola mata sehingga tidak ada bersin atau batuk cairan yang masuk ke rongga mata yang terinfeksi,” ujar dr. Sumy Hastry.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pada saat pertama kali virus ini menyebar, pihaknya sudah menyiapkan segala keperluan untuk menanganinya. Para petugas juga dilatih untuk bisa sigap dalam melakukan tindak pencegahan.
Hal itu diantaranya seperti cara mencuci tangan dengan benar, memakai masker, pelindung mata dan juga wajah.
“Sampai pakai sepatu atau apron untuk petugas pemeriksaan jenazah pun dilatih. Alhamdulilah teman-teman di RS Soekamto yang mengurus pasien Covid sehat-sehat,” tuturnya.
Tingginya angka OTG juga perlu disadari dengan cepat tanggap. Karena penanganan pasien yang berada di UGD akan berbeda dengan pasien positif ringan/sedang dan juga tanpa gejala atau OTG. Nantinya pasien akan dipisah dan dipantau kegiatannya, dari mulai minum vitamin, ridur cukup dan juga olahraga. Karena dikhawatirkan akan terjadi sebuah perubahan atau bahkan mengalami gejala.
“Covid-19 bukan hanya penyakit fisik tapi juga masalah psikologis,” turut Triandi
(AA)