Tahukah Scarf Lover, pada bulan April 2020 Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya dan 24% dari sampah tersebut mencemari lingkungan salah satunya dengan berakhir di laut. Jika tidak segera diatasi, diperkirakan pada tahun 2025 produksi sampah plastik menjadi 780.000 juta ton setiap tahunnya.
Dalam mengatasi isu sosial dan lingkungan tersebut, L’Oréal mengambil langkah untuk memperkuat komitmennya dalam hal berkelanjutan dan inkulsi dengan meluncurkan program L’Oréal for the Future.
Salah satu merek kecantikan L’Oréal yang terkemuka di Indonesia, Garnier, menjadi pembuka program L’Oréal for the Future dengan meluncurkan strategi Garnier Green Beauty untuk membawa komitmen ke tingkat berikutnya.
“Sebagai merek terbesar kami di Indonesia, Garnier menjadi salah satu merek utama untuk memimpin komitmen L’Oréal for the Future. Transformasi besar ini akan menghormati batas-batas planet dan akan berkontribusi lebih banyak untuk mendukung kebutuhan lingkungan yang semakin mendesak di Indonesia,” ucap Melanie Masriel, Communication, Public Affairs and Sustainability Director, L’Oréal Indonesia.
Menurut Manashi Guha, General Manager Consumer Product Division L’Oréal Indonesia, Garnier Green Beauty menjadi komitmen dan tanggung jawab untuk mempecepat transformasi di setiap aspek rantai nilai Garnier, yaitu menghadirkan Green Science untuk formula dan kemasan yang ramah lingkungan, memastikan sumber dan produksi yang bekelanjutan, dan memungkinkan konsumen untuk berkontribusi secara positif menuju bumi yang lebih hijau.
“Sebagai pemimpin industri, merupakan tanggung jawab kami untuk memimpin revolusi berkelanjutan di Indonesia bersama dengan mitra kami, eRecycle dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Upaya offline dan online ini akan menjadi pedoman untuk mengedukasi dan membantu konsumen memiliki pilihan yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-sehari, sekaligus memberikan dampak positif bagi masa depan Indonesia,” jelas Mahashi.
Bentuk-bentuk komitmen yang dilakukan Garnier dalam menjalankan program Green Beauty diantaranya lebih banyak solidarity sourcing, lebih banyak menggunakan formula ramah lingkungan, lebih banyak menggunakan kemasan ramah lingkungan, lebih banyak energi yang terbarukan, dan lebih banyak aksi memerangi polusi plastik.
Selain itu, Garnier Indonesia juga bekerja sama dengan eRecycle untuk memulai kesadaran akan daur ulang dan pengelolaan sampah secara online dan offline dengan meluncurkan aplikasi yang dapat menjemput sampah untuk didrop ke tempat pengolahan dan penyebaran Green Beauty box di 19 gerai Hero Group di seluruh JABODETABEK.
eRecycle sendiri adalah perusahaan pengelola sampah berbasis aplikasi seluler yang menjadi solusi untuk mengatasi masalah sampah dalam membantu masyarakat menjaga keseimbangan lingkungan dengan mengurangi pencemaran lingkungan.
“Kami memiliki semangat yang sama dengan Garnier untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang serta mendorong ekonomi sirkular dengan menyediakan pengelolaan plastik kemasan bekas pakai konsumen berbasis digital,” ujar Dicky Wiratama, Co-Founder dan Business Head of eRecycle.
Terakhir, Manashi juga menyampaikan bahwa pentingnya upaya kolaborasi bersama para mitra, konsumen, dan pemerintah untuk berkomitmen dalam upaya berkelanjutan.
“Untuk mendapatkan dampak yang lebih besar, kita perlu terus mengembangkan upaya kolaboratif. Bersama para mitra, konsumen dan pemerintah, Garnier berkomitmen untuk mengurangi dampak terhadap planet ini dan berinovasi untuk masa depan yang berkelanjutan. Ini akan memakan waktu dan kami memiliki banyak tantangan, tetapi Green Beauty tidak hanya akan mengubah Garnier, namun juga memimpin transformasi di industri kecantikan secara keseluruhan,” tutup Manashi.
(AN)
