Apa Itu Happy Hypoxia Syndrome dan Bagaimana Gejalanya?

Melihat kasus corona yang masih belum stabil, belakangan diketahui ada sebuah gejala baru yang dinamakan happy hypoxia syndrome.

Melansir medicalnewstoday.com, happy hypoxia syndrome dikatakan sebagai penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah.

Jika kadar oksigen dalam darah terus menurun, lama kelamaan akan menyebabkan organ-organ pada tubuh menjadi mati karena tidak berfugsi dengan baik. Makin lama masalahnya pun akan semakin mengkhawatirkan karena mengancam nyawa.

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu gejala pasien yang positif corona adalah mengalami sesak nafas.

Baca juga  8 Cara Sederhana untuk Jadi Pendengar yang Baik

Namun ternyata, seringkali orang tidak merasa mengalami gejala-gejala happy hypoxia seperti sesak napas.

“Kondisi ini sangat membingungkan bagi dokter karena bertentangan dengan biologi dasar,” kata dr. Martin J. Tobin, seorang dokter spesialis paru seperti yang dikutip dari laman sciencedaily.com.

Tobin melakukan sebuah studi kepada 16 pasien Covid-19 yang memiliki tingkat oksigen sangat rendah (hingga batas 50%, padahal normalnya diangka 95-100%) namun tanpa masalah sesak nafas. Ia ingin melihat bagaimana otak merespon kala tingkat oksigennya rendah.

Baca juga  Kiat Tepat Merawat Rambut yang Diwarnai

“Ketika kadar oksigen turun pada pasien dengan Covid-19, otak tidak merespons sampai oksigen turun ke tingkat yang sangat rendah, di mana pasien biasanya menjadi sesak napas,” uajr dr. Tobin.

Ia juga mengatakan bahwa ada kemungkinan juga virus Covid-19 menimbulkan gejala-gejala aneh karena merasakan tubuh mengalami penurunan tingkat oksigen, misalnya seperti kurangnya kemampuan indera penciuman.

Tentunya hal ini masih diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk dipastikan cara menanganinya dengan tepat. (AA)

Translate »